Pada kesempatan itu Ujang lantas menyinggung soal titik penting dari peristiwa kudeta partai Demokrat ini. Yakni bagaimana parpol diintervensi oleh kekuasaan, dan itulah yang saat ini terjadi.
Tentu ini tidak baik dan tak elok. Karena sejatinya partai merupakan rumah untuk melahirkan dan menyiapkan kader-kader pembesar bangsa. Jika itu dirusak, dan diintervensi, maka kepentingan bangsanya juga bakal rusak.
“Parpol ini diintervensi oleh kekuasaan, ini yang sekarang terjadi. Partai itu kan dia menyiapkan kader, kalau partainya dirusak, maka kepentingan bangsa akan rusak,” kata dia.
“Saya 2019 lalu dapat bocoran, mohon maaf saya buka diskusi dengan salah satu teman di KSP (Kantor Staff Kepresidenan), ini saya sampaikan saja. Bahwa memang yang dituduhkan ke oknum kekuasaan itu, dia (Moeldoko) memang berkeinginan untuk maju di Pilpres 2024. Jadi memang ada skenario untuk mengambil alih. Jadi saya sudah melihat jauh-jauh hari dari 2019,” lanjutnyaa.
Baca Juga:Tanggapi Gugatan Para Mantan Kader, Partai Demokrat: Jangan Baper!
Adapun target pendek oleh kelompok pro kudeta Partai Demokrat, kata Ujang, yakni ingin melakukan pembelahan menjadi dua bagian terlebih dahulu. Mana yang pendukung AHY, maupun yang pro KLB.
Skenarionya pun dianggap mirip-mirip seperti yang terjadi pada tubuh Golkar, PPP, dan Partai Berkarya.
Maka itu, dia pun berharap jika Demokrat ingin melewati badai besar ini, mereka para anggota harus menjaga soliditasnya. Sebab ke depan diyakini bakal ada kekuatan dan cobaan baru yang bakal menyapa partai berlogo bintang Mercy itu.
“Ketika diduga diintervensi, maka mereka akan pakai intrumen hukum, pakai uang, berikan tawaran jabatan. Dan apakah nanti seluruh kader DPD, DPC, akan kuat nanti saat ditekan secara hukum, karena mereka pasti akan memainkan instrumen hukum. Itu akan terjadi, banyak permainan itu terjadi, kalau itu kuat itu selesai badai,” tandasnya.
Baca Juga:Buntut Isu Kudeta Partai, Marzuki Alie Polisikan 5 Politisi Demokrat