Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Bandung Raya hingga Akhir April

Cuaca ekstrem itu dapat berupa hujan lebat hingga hujan es yang disertai petir atau kilat dan angin kencang, bahkan berupa kejadian angin puting beliung.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 16 April 2021 | 13:33 WIB
Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Bandung Raya hingga Akhir April
Dua buah mobil tertimpa pohon yang tumbang karena tersapu angin kencang di Jalan Bungur, Kota Bandung, Kamis (8/4/2021). [Suara.com/Cesar Yudistira]

SuaraJabar.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung memprediksi, cuaca ekstrem selama periode transisi atau pancaroba di wilayah Bandung Raya berpotensi akan berlangsung hingga akhir April ini.

Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, kejadian cuaca ekstrem itu dapat berupa hujan lebat hingga hujan es yang disertai petir atau kilat dan angin kencang, bahkan berupa kejadian angin puting beliung. Karenanya, masyarakat diimbau untuk tetap waspada.

"Untuk wilayah Bandung Raya, salah satu faktor penyebabnya adalah kelembapan yang masih cenderung tinggi," kata Rahayu, dalam keterangannya Jumat (16/4/2021).

Hal tersebut, lanjut Rahayu, berpotensi meningkatkan pembentukan awan-awan hujan dan mendorong proses konveksi kuat yang dapat menyebabkan terbentuknya awan Cumulonimbus dengan jenis Supercell, memicu terbentuknya hujan es atau hail yang disertai angin kencang.

Baca Juga:Victor Igbonefo Bicara Kelemahan Persib Jelang Leg Pertama Kontra PSS

Berdasarkan pantauan satelit dan data model BMKG, beberapa wilayah di Jawa Barat dan Cekungan Bandung masih memiliki tingkat Kelembapan Relatif (RH) yang tinggi, di kisaran 70 - 95 persen.

Instabilitas atmosfer lokal pun terpantau signifikan, sehingga bisa menyebabkan hujan sedang-lebat dan angin kencang.

"Yang patut diwaspadai adalah dampak tambahan dari hujan ringan-lebat tersebut, yaitu potensi terjadinya banjir dan longsor," katanya.

"Beberapa wilayah Jawa Barat yang memiliki kontur berbukit seperti Garut, Sumedang, Sukabumi Utara, dan Bogor masih berpeluang terjadi longsor walaupun tidak siginifikan," imbuh Rahayu.

Secara umum, kata Rahayu, kondisi cuaca di wilayah Jawa Barat dinilai beragam. Beberapa daerah di wilayah Utara sudah mulai memasuki musim kemarau, seperti Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon wilayah Tengah dan Utara.

Baca Juga:BMKG: Gempa Malang 6,1 Adalah Gempa Utama Tipe 1

Selain itu, Bogor, Purwakarta, dan Kuningan juga sudah memasuki musim kemarau. Rahayu menegaskan, dengan kondisi demikian potensi terjadinya cuaca ekstrim di wilayah Jawa Barat berbeda-beda.

"Untuk wilayah Jawa Barat yang belum memasuki musim kemarau, peluang terjadinya hujan ringan hingga lebat masih mungkin terjadi, terutama Jawa Barat wilayah tengah dan tenggara. Hal ini masih berpotensi terjadi hingga awal Juni 2021," katanya.

Teguh mengimbau, dalam menghadapi potensi bencana ini masyarakat diharap selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang signifikan, seperti perubahan drastis dari panas ke mendung, terlebih saat sedang bepergian di jalan raya.

"Yang terpenting adalah untuk selalu mendapatkan informasi valid dari sumber yang terpercaya atau dari pemerintah, seperti BMKG, BNPB/BPBD, BASARNAS, TNI/POLRI terkait update terbaru terkait cuaca, kebencanaan, dan penanggulanganya," tandas Rahayu. [M Dikdik RA/Suara.com]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini