Belum ditemukan data kapan bioskop tersebut rampung dibangun. Namun kemungkinan sebelum Jepang masuk Indonesia. Namun tahun 1042 sudah beroperasi.
"Rio Theatre ini satu-satunya bioskop jaringan Elita Concern yang mengalami kerusakan ringan di zaman kemerdekaan," terang Ketua Komunitas Tjimahi Heritage, Machmud Mubarok.
Awalnya, Rio Theatre diperuntukan khusus orang-orang tentara Belanda yang ada di Cimahi. Namun seiring berjalannya waktu, orang-orang pribumi yang kaya, menak, keturunan menak, juga bisa nonton di Bioskop Rio.
Masa keemasan Bioskop Rio menurut Machmud terjadi pada periode 1970-1990-an. Meski kalau itu muncul bioskop baru seperti Bioskop Cimahi Harapan atau Cimahi Mekar, Rio Theater tetap menjadi tempat hiburan orang-orang kala itu.
Baca Juga:Alhamdulillah, Puluhan Ribu Warga Cimahi Segera Terima Bansos Tunai
"Film-filmnya bagus-bagus. Mandarin, Hollywood, nasional. Waktu ada bioskop Cimahi Mekar juga, Rio tetap bagus juga," terang Machmud.
Bioskop Rio Theatre juga sempat beralih tangan beberapa kali. Dari tangan Belanda dua kali, serta sempat juga dikelola oleh pemerintah setempat dan terakhir dikelola oleh pihak swasta. Kini aset bangunannya tercatat milik BUMD Pemprov Jabar.
Eksistensi Bioskop Rio mulai melorot ketika film nasional didominasi oleh film 'esek-esek'. Ditambah lagi tergerus modernisasi, seperti munculnya film dalam kepingan VCD pada tahun 2000-an.
"Tahun 2010-an, beralih fungsi menjadi tempat niaga, ini sangat disayangkan," tukas Machmud.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Baca Juga:Hilang Pendapatan Puluhan Juta, Begini Nasib Pedagang Pakaian di Cimahi Mall
- 1
- 2