Garut Diprediksi Bakal Diserbu Wisatawan jika Level PPKM Diturunkan

Berbagai destinasi wisata di Garut bisa dicapai dengan menggunakan transportasi darat dari Jakarta selama kurang lebih tiga jam.

Ari Syahril Ramadhan
Senin, 23 Agustus 2021 | 16:06 WIB
Garut Diprediksi Bakal Diserbu Wisatawan jika Level PPKM Diturunkan
ILUSTRASI-Ratusan wisatawan mengunjungi kawasan wisata Pantai Santolo, Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (20/9/2020). [ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah]

SuaraJabar.id - Kabupaten Garut diprediksi bakal diserbu wisatawan jika level PPKM di daerah itu diturunkan.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Untuk itu, Sandiaga Uno mengajak pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut untuk bersiap menyambut serangan pariwisata (Revenge Tourism) ketika level PPKM dilonggarkan.

Sandiaga Uno mengatakan danya pembatasan sosial membuat masyarakat jenuh.

Baca Juga:Target 146 KM, Pemprov DKI Hanya Bisa Bangun 4 KM Trotoar Pada 2020

“Stakeholder (pemangku kepentingan) pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya PHRI, harus dapat mempersiapkan diri menerima kunjungan wisatawan yang sangat masif nantinya,” kata Sandiaga Uno, Minggu (22/8/2021) dikutip dari Antara.

Seperti di India, lanjut Sandiaga, setelah lockdown terjadi serangan pariwisata yang membuat semua penerbangan habis, okupansi hotel penuh bahkan kelebihan permintaan sebesar 40 persen.

Hal itu dinyatakan membuat banyak wisatawan yang kecewa.

Kejadian itu dapat terjadi di Garut, ucapnya, lantaran berbagai destinasi di sana bisa dicapai dengan menggunakan transportasi darat dari Jakarta selama kurang lebih tiga jam.

Beberapa waktu lalu para pelaku parekraf di Garut mengibarkan bendera putih sebagai tanda mereka membutuhkan keberpihakan pemerintah untuk hadir dan membantu di tengah pandemi COVID-19.

Baca Juga:Proyek Infrastruktur Sebesar Rp11,1 Triliun Tetap Berjalan di Jakarta Saat Pandemi

Sandiaga menjelaskan, tidak ada satupun orang yang mengetahui secara pasti kapan pandemi akan berakhir.

“Berdasarkan data yang kami himpun, diprediksi akhir September 2021 angka COVID-19 akan melandai. Hal itu sembari kita menyiapkan protokol kesehatan dengan upaya percepatan vaksinasi,” katanya.

Menparekraf menerangkan bahwa semua peluang yang ada harus dimaksimalkan dan tantangan harus dapat dilewati serta diantisipasi dampak negatifnya.

Karena itu, diperlukan dukungan dan kerja sama dari unsur pentahelix parekraf agar berbagai upaya yang ditempuh pemerintah dalam menyelamatkan sektor pariwisata dapat menemui titik terang.

Selain vaksinasi COVID-19 yang saat ini terus diakselerasi oleh pemerintah, disebutkan bahwa penerapan protokol kesehatan berbasis Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) atau CHSE yang ketat dan disiplin juga harus menjadi perhatian.

Terlebih, tren pariwisata ke depan polanya dikatakan akan beradaptasi kepada pariwisata yang personalize, customize, localize, dan smaller in size.

“Pelajaran yang kita ambil, sejauh ini kita selalu bicara destinasi yang berkelas dunia mengharapkan wisatawan mancanegara bersaing dengan Thailand, Malaysia dari segi jumlah kunjungannya. Tapi ternyata permata di depan kita dilupakan, yaitu wisatawan nusantara yang menghabiskan 11 miliar dolar AS tiap tahun yang berwisata ke luar negeri,” kata Sandiaga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini