Innalillahi, 723 Kiai Meninggal akibat COVID-19, Jutaan Santri Berduka

Kiai yang meninggal akibat COVID-19 itu mengajar di berbagai pesantren di Indonesia.

Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 28 Agustus 2021 | 14:45 WIB
Innalillahi, 723 Kiai Meninggal akibat COVID-19, Jutaan Santri Berduka
ILUSTRASI-Warga berdoa di makam keluarganya saat melakukan ziarah kubur di pemakaman khusus COVID-19 di TPU Srengseng Sawah, Jakarta, Selasa (18/5/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJabar.id - Kabar duka datang dari dunia pondok pesantren. Jutaan santri yang sedang menimba ilmu di pesantren kehilangan ratusan kiai selama masa pandemi COVID-19.

Dari data Kementerian Agama Republik Indonesia, ada 723 kiai yang meninggal dunia akibat COVID-19.

Kiai yang meninggal akibat COVID-19 itu mengajar di berbagai pesantren di Indonesia.

"Padahal satu kyai itu muridnya kadang 10 ribu kan," ujar Ketua Satgas COVID-19 Baznas Indonesia sekaligus Pimpinan Baznas RI, Saidah Sakwan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (27/08/2021) dikutip dari Suarajogja.id.

Baca Juga:Presiden Jokowi Telepon Sejumlah Kepala Negara, Contek Pengendalian Pandemi

Karenanya Baznas, menurut Saidah membuat program "Kita Jaga Kyai" agar tidak semakin banyak kyai yang terpapar COVID-19. Apalagi saat ini banyak klaster penularan COVID-19 muncul di ponpes.

Program tersebut direalisasikan melalui vaksinasi massal di ponpes-ponpes. Vaksinasi dilaksanakan untuk mengantisipasi potensi penularan virus yang cukup besar di ponpes karena kyai dan para santri yang kontak erat setiap harinya.

Di DIY, vaksinasi massal sudah dilakukan di Ponpes Krapyak 3.000 kiai dan santri. Di Sleman, vaksinasi diikuti 1.000 santri dan kyai.

"Kemudian di pesantren mualimin [vaksinasi diikuti 1.000 orang. Kita coba mempercepat vaksinasi di kalangan santri," jelasnya.

Saidah menyebutkan, Baznas juga melaksanakan program mitigasi. Di antaranya dengan pemeriksaan kesehatan kepada semua kyai, terutama pengasuh ponpes.

Baca Juga:Solusi Peserta Tes CPNS 2021 Belum Vaksin dan Positif Covid

Ruang isoman juga disediakan bagi kyai yang tidak memungkinkan untuk isolasi di ponpes saat terpapar virus. Namun bila mereka tetap memilih isoman di ponpes pun, sejumlah paket obat untuk isoman juga diberikan.

"Karena kita berkeyakinan kalau anak-anak dan kyainya tervaksin maka proses belajar mengajar maka orang-orang yang berdedikasi untuk keagamaan itu akan kita perkuat," ungkapnya.

Saidah menambahkan, Baznas juga mensuport santri yang terpapar COVID-19 saat isolasi. Contohnya 86 santri dan kyai Pesantren Bumi Cendekia yang harus isolasi di rumah susun asrama Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM setelah terpapar COVID-19.

Dukungan dimulai saat Baznas melakukan tes rapid antigen kepada santri dan guru sekolah. Dari 150 orang yang tes, tercatat 86 guru dan santri yang dinyatakan positif COVID-19.

"Kemarin mau kita vaksinasi, kita mitigasi dulu [dengan tes antigen] ternyata 86 [orang] positif," paparnya.

Kepala PIAT UGM, Taryono sebelumnya mengungkapkan pasien mulai menempati fasilitas isolasi terpadu PIAT UGM sejak Selasa (24/08/2021) lalu. Mereka dirujuk dari Puskesmas Mlati 2 setelah dinyatakan positif COVID-19.

"Para pasien yang melakukan isolasi di selter ini mendapatkan fasilitas obat-obatan, peralatan mandi, serta makan tiga kali sehari," imbuhnya. [Putu Ayu Palupi]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini