“Karena ciri dari perjuangan reformasi adalah mengembalikkan Polisi dan TNI pada tupoksi utama, nah itu menggelora dan menjadi komitmen Munir juga,” kenang Sutan yang kini aktif di Pakwan Institute.
Jejak Munir di Tanah Pasundan
Jejak Munir di tanah Pasundan tertoreh pada tiga aspek, pendidikan, buruh dan pertanian. Sosok Munir cukup memberikan kontribusi pada pendidikan kritis bagi buruh, tani, pemuda dan mahasiswa melalui tulisan-tulisannya. Bahkan Sutan merasa tulisan-tulisan Munir lebih agitatif dibanting tulisan Tan Malaka.
“Itu yang mewarnai teman-teman di Bandung, termasuk juga kalau di Bandung itu advokasinya lebih kepada pendikan, buruh, dan pertanian,” katanya.
Baca Juga:Viral Lagi Jawaban Munir saat Diminta Gus Dur Jadi Jaksa Agung

Ketika itu, masa orde baru, media-media banyak yang dibredel, tulisan-tulisan yang sifatnya edukasi dan kritis sangat sulit ditemukan. Yang tumbuh subur percetakan yang partikelir yang memuat tulisan-tulisan yang kritis salah satunya tulisan Munir.
Dalam lini pertanian, Munir juga ternyata turut memberikan kontribusi edukasi kepada pelatihan Serikat Petani Pasundan (SPP) salah satu organisasi yang didirikan untuk memperjuangkan hak-hak para petani di Priangan Timur. Serikat ini merupakan serikat petani terbesar di Priangan Timur.
“Fokusnya di Priangan Timur, Garut, Tasik. Bandung sendiri, kalau buruh Bandung karena banyaknya industri dan pendidikan di kampus,” terangnya.
“SPP itu sebagai satu contoh organisasi gerakan petani yang sangat besar di Priangan Timur, Munir turut membantu edukasi, di beberapa kegiatan dia datang untuk pelatihan, baik secara terang-terangan maupun tidak. Karena kalau orang seperti Munir biasanya di advokasi, setiap gerakan pasti membutuhkan advokasi,” tambahnya.
Sutan mengatakan pertanian di Indonesia tak pernah jauh dari konflik agraria. Kala itu kata Sutan, oknum aparat TNI dan Polri kerap turut campur menghadang gerakan petani jika terjadi konflik agraria.
Baca Juga:Setahun Lagi Kasus Pembunuhan Munir Kedaluwarsa, LBH Jakarta: Harapan Itu Masih Ada
“Karena selama ini penggusuran menggunakan oknum, kenapa bisa seperti itu, preman oknum militer yang terlibat Munir melihat itu persoalan kesejahteraan,” katanya.