SuaraJabar.id - Kemunculan trasnportasi daring seperti ojek online dan taksi online secata tak langsung menggerus pendapatan sopir dan pengusaha angkutan kota atau angkot.
Pendapatan sopir dan pengusaha angkot semakin melorot di masa pandemi Covid-19. Sejumlah pembatasan yang diterapkan pemerintah membuat penumpang mereka semakin jarang.
Di Bandung Raya, sopir dan pengusaha angkot mengaku kini juga merasa terancam dengan kehadiran Trans Metro Pasundan (TMP).
"Sekarang ada TMP, padahal sudah mau lumayan setelah pandemi. Jadi makin turun lagi pendapatan," kata Solihin, seorang sopir angkot Soreang - Leuwipanjang, Minggu (17/4/2022).
Baca Juga:Ciro Alves Mantap Pilih Nomor Punggung 77 di Persib
Jika dibandingkan dengan awal tahun 2000-an, Solihin mengatakan pendapatan sopir angkot menurun jauh. Bahkan penurunan mencapai 75 persen dibanding dengan sebelum ada DP motor murah, angkutan daring dan terakhir TMP yang memiliki jalur sama.
"Saya inginnya TMP tidak beroperasi, mohon pemerintah bisa memperhatikan nasib kami," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Video yang memperlihatkan seorang sopir angkot nampak memaki sopir Trans Metro Pasundan Koridor 2 rute Alun-alun Bandung - Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat viral di media sosial.
Aksi yang menjurus ke arah premanisme itu diketahui terjadi di halte SMAN 6 Cimahi, Jalan Gator Subroto pada Sabtu (16/4/2022). Tanpa sebab, angkot berwarna hijau jurusan Cimahi - Leuwipanjang itu menghadang di depan bisa Trans Metro Pasundan.
Sopir tersebut kemudian keluar dan memaki-maki pramudia bus Trans Metro Pasundan yang tengah membawa penumpang.
Baca Juga:Sudah Datangkan 4 Pemain, Persib Dipastikan Belum Berhenti Belanja
Bahkan, sopir yang mengenakan topi tersebut mengeluarkan kata-kata kasar hinga meminta penumpang turun.
- 1
- 2