Kondisi Kampung Naga Tasikmalaya yang Porak Poranda Diterjang Banjir Bandang

Banjir bandang terjang Kampung Naga yang berlokasi di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya

Galih Prasetyo
Minggu, 17 Juli 2022 | 08:56 WIB
Kondisi Kampung Naga Tasikmalaya yang Porak Poranda Diterjang Banjir Bandang
Banjir bandang yang terjang Kampung Naga setinggi 3 meter tersebut mulai surut. Terlihat kandang domba ambruk diterjang banjir bandang semalam (harapanrakyat.com)

SuaraJabar.id - Banjir bandang terjang salah satu kampung adat di Jawa Barat, Kampung Naga yang berlokasi di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (16/7/2022) dinihari.

Banjir bandang ini disebabkan curah hujan tinggi yang guyur Tasikmalaya. Curah hujan yang tinggi sebabkan debit air Sungai Ciwulan baik.

Mengutip dari laporan HR Online--jaringan Suara.com, banjir bandang yang terjang Kampung Naga setinggi 3 meter membuat puluhan kolam ikan terendam. Selain itu, juga merendam persawahan warga.

Banjir bandang juga membuat jembatan akses di Kampung Naga menuju Kecamatan Cigalontang ambruk.

Baca Juga:Kampung Naga Diterjang Banjir Bandang Hingga Ketinggian Tiga Meter

Akibat ambruknya jembatan tersebut, warga di Kampung Naga untuk menuju Kecamatan Cigalontang harus memutar ke jembatan lain yang lokasinya lebih jauh.

Sementara itu, Ketua Adat Kampung Naga Ade Suherlin mengatakan, banjir rob mulai naik dari sungai Ciwulan pada pukul 10 malam. Kemudian, air masuk ke halaman rumah warga, dan menggenangi puluhan kolam ikan dan sawah.

“Seumur saya di sini ini baru pertama kali. Adapun yang rusak akibat diterjang banjir, 30 kolam ikan milik warga dan puluhan sawah,” katanya.

Lebih lanjut ia menambahkan, bahwa saat air naik ke halaman rumah, warga panik sekali. “Pasalnya, pertama kali kan kejadian seperti ini,” ujarnya.

Menurutnya, banjir bandang yang terjang kampung adat tersebut bukan bencana alam, melainkan bencana akhlak. Karena ulah manusia juga tidak bisa mengelola alam dengan baik.

Baca Juga:Hoaks Banjir Bandang Menerjang Jember

“Kalau untuk kerusakan cagar budaya tidak ada, paling akses jalan masuk kampung saja rusak dan tertutupi pasir. Kami bersama warga lain melakukan gotong royong untuk membersihkan pohon-pohon, pasir dan sampah yang naik ke pemukiman warga,” ungkapnya.

Kasat Busdalog BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Herman Suherman menjelaskan, banjir tersebut berawal dari debit air yang memang melebihi kapasitas dan masuk ke mulut irigasi manual.

Sehingga, melebarkah mulut irigasi manual tersebut, yang berakibat mengalami pendangkalan.

“Akibat dari pendangkalan, masuklah debit air tersebut ke area pemukiman warga,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini