Perasaan inilah yang diharapkan mampu mendorong terciptanya solidaritas untuk mereka yang kemalangan. Solidaritas ini juga menjadi sumber moral untuk membentuk tatanan sosial yang solid.
Pendapat Akbar Endra Tuai Kritikan Publik
Pencatutan Siri na Pacce jelas mendapat banyak kecaman, tidak terkecuali dari @banjarnahor. "Apapun suku dan agamanya pasti diajarkan tentang larangan membunuh," tegasnya sekaligus menampik pendapat Akbar Endra soal penegakan Siri na Pacce.
Menurutnya, kebudayaan Siri na Pacce semestinya malah membuat kesetiakawanan setiap orang semakin tinggi alih-alih berujung pembunuhan.

"Dengan adanya budaya Siri na Pacce, harusnya keterikatan antar sesama dan kesetiakawanan menjadi lebih kuat bukan malah membunuh Pak," terang @banjarnahor.
"Oleh karena itu, jika seseorang tidak menanamkan budaya Siri na Pacce ini sebagai jati dirinya, maka bisa jadi orang tersebut tidak memiliki kehormatan dan tidak berperikemanusiaan," lanjutnya.
Ia lantas membandingkan kebudayaan Siri na Pacce dengan tradisi Marsiadapari yang dipegang teguh suku Batak. Karena itulah masyarakat Batak bergerilya untuk meringankan beban korban, termasuk sosok Kamaruddin Simanjuntak yang membela Brigadir J habis-habisan.
"Buat Pak Akbar Endra, jangan jadikan budaya sebagai alasan untuk membenarkan suatu perbuatan yang salah dan keji," pungkas @banjarnahor.
Tanggapan Warganet
Senada dengan @banjarnahor, warganet juga menyayangkan penggunaan kebudayaan untuk membenarkan perbuatan kriminal yang dilakukan Ferdy Sambo.