Kisah Puluhan Anak-anak di Bandung Barat Menimba Ilmu di Gubuk Nyaris Roboh

Mereka yang mayoritas duduk di sekolah jenjang pendidikan anak usia dini hingga sekolah dasar itu mulai berdatangan sekitar pukul 15.30 WIB setiap harinya.

Andi Ahmad S
Kamis, 10 November 2022 | 16:35 WIB
Kisah Puluhan Anak-anak di Bandung Barat Menimba Ilmu di Gubuk Nyaris Roboh
Madrasah Darul Amanah Jalan Pamoyanan, RT 04/13 Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB). [Suara.com/Ferry Bangkit]

Jika nasib sedang nahas, bisa saja bangunan itu roboh atau ambruk mengingat kondisinya memang sudah lapuk dan reyot. Meski begitu, anak-anak tetap Istiqommah, meski kondisi bangunan tempat mereka belajar sungguh mengkhawatirkan.

"Takut sih, tapi tetap semangat buat ngaji di sini. Ketemu temen-temen, jadi menyenangkan," ujar Pandu.

Dede Hidayat, guru ngaji di Darul Amanah bercerita,
gubuk tua yang yang berada di Kawasan Bandung Utara (KBU) itu dulunya merupakan rumah tunggal sesepuh di kawasan tersebut, yang tak lain kakek dari Dede Hidayat. Namun bangunan tersebut kosong sejak dua tahun lalu lantaran pemiliknya meninggal dunia.

Kemudian tahun 2020 rumah tinggal beserta tanahnya yang dihibahkan itu mulai digunakan Dede untuk membuka tempat mengaji gratis bagi anak-anak. Sebab dari lubuk hati terdalam, ia sangat ingin memiliki sebuah pesantren gratis sehingga memulainya dari bawah dengan memanfaatkan bangunan usang milik mendiang kakeknya.

Baca Juga:Tanaman Hias Asal Bandung Barat Tembus Pasar Internasional

"Jadi ini 2 tahun kosong enggak terurus. Setelah saya lulus kuliah tahun 2020 saya datang ke sini beres-beres. Saya punya cita-cita besar memiliki pesantren gratis," kata Dede Hidayat.

Kala itu hanya ada dua anak yang mengaji di Darul Amanah. Namun seiring waktu jumlah anak di sekitar Padaasih yang menimba ilmu agama di sana terus bertambah, dan kini ada 35 orang yang nyaris setiap harus berada di sana.

Dari awal digunakan, Dede sama sekali tidak mengubah bangunan tersebut karena tidak ada dana. Namun ia memiliki tekad kuat untuk membuka tempat pengajian bagi anak-anak. Dede memulainya sore hari setelah Ashar setelah urusan lainnya di sekolah rampung.

Selain guru ngaji, ia juga diketahui aktif mengajar di sejumlah sekolah. "Awalnya 2 orang, alhamdulillah terus bertambah. Masyarakat juga mendukung," ucap Dede.

Semakin hari, bangunan tempat puluhan anak-anak itu mengaji semakin lapuk. Kerusakan terus bertambah, dari mulai dinding tembok jebol hingga yang terakhir atap bagian belakang. Namun ia belum bisa memperbaikinya secara keseluruhan.

Baca Juga:Jelang Operasi Pemisahan Tubuh Kembar Siam di Bandung Barat, Tim Dokter Bedah RSHS Bandung Ungkap Kondisi Bayi

"Kalau rusaknya udah lama. Sekarang alhamdulillah sedikit-sedikit ada donatur yang ngasih bantuan kaya semen," ujar Dede.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak