Dua Kali Kebakaran, Ada yang Salah dengan RSUD Bandung Kiwari?

"Kelihatannya mungkin overheat juga ya, mungkin, ya, tapi tentunya ini jadi bahan evaluasi rumah sakit juga gitu," kata Yana Mulyana.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 01 Februari 2023 | 18:18 WIB
Dua Kali Kebakaran, Ada yang Salah dengan RSUD Bandung Kiwari?
Aktivitas RSUD Bandung Kiwari, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/2/2023) usai terbakar. [ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi]

SuaraJabar.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengevaluasi sistem alat sterilisasi udara di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandung Kiwari karena diduga memicu dua kali kebakaran.

Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan kebakaran alat sterilisasi udara yang terjadi pada Rabu pagi itu hampir serupa dengan kebakaran yang terjadi pada April 2022 silam.

"Kelihatannya mungkin overheat juga ya, mungkin, ya, tapi tentunya ini jadi bahan evaluasi rumah sakit juga gitu," kata Yana di Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/2/2023).

Dari kejadian itu, Yana memastikan seluruh pasien sudah dievakuasi dan kondisi api di titik kebakaran pun sudah padam. Selain itu, Yana juga memastikan tidak ada korban jiwa akibat musibah tersebut.

“Alhamdulillah, sudah tertangani. Seluruh pasien sudah dievakuasi, dan tidak ada korban jiwa," kata Yana.

Sementara itu, Direktur RSUD Bandung Kiwari Yorisa Sativa memastikan layanan di RSUD Bandung Kiwari masih tetap bisa berjalan. Adapun menurutnya Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang sebelumnya dihentikan sementara saat kebakaran, kini sudah bisa kembali menerima pasien.

Meski begitu, ia menyampaikan ada sejumlah pasien yang dievakuasi ke rumah sakit terdekat imbas dari kebakaran di Ruang Steril Udara/Air Handling Unit (AHU) yang berlokasi di lantai empat gedung tersebut.

Adapun pasien yang dirujuk, menurutnya, rata-rata merupakan pasien yang membutuhkan bantuan pernafasan. Selain itu, ada juga sekitar 20 bayi yang perlu dievakuasi ke RS lain.

"Lantai empat dikosongkan sementara, sekarang ada beberapa pasien di IGD bisa dinaikkan ke atas kembali atau dirujuk," kata Yorisa. [Antara]

News

Terkini

"Pelaku pertama kali mengenal korban karena korban pesan Grab, kemudian pelaku sebagai driver Grab merasa cocok dan berlangganan, kemudian mereka tinggal bersama," ujarnya.

News | 21:59 WIB

"Untuk si korban sendiri pernah berkeluarga tapi sudah berpisah, tapi si pelaku pengakuannya sudah memiliki keluarga dan memiliki anak tapi masih kami dalami," ujar Kapolres.

News | 16:16 WIB

Kenapa saya berkomentar karena penggunaan jas berwarna kuning karena saya anggap tidak pantas digunakaan saat melakukan pertemuan dengan murid," kata Sabil.

News | 18:17 WIB

"Gini saya ulangi lagi ya, takdir ke mana saya tidak tahu, yang pasti pasti lebih baik dirawat," kata Ridwan Kamil.

News | 14:56 WIB

Beredar cuit lawan Ridwan Kamil juga gunakan kata Maneh yang membuat netizen heboh.

News | 11:04 WIB

Cara Ridwan Kamil memberikan pinned pada komentar di Instagram disorot publik.

News | 10:48 WIB

"Ini dikarenakan komentar saya di IG Gubernur Ridwan Kamil," kata Muhammad Sabil Fadhilah

News | 10:18 WIB

"Alhamdulillah membaik, masih belum stabil penuh, tapi sudah bisa makan," ujar putra Umuh Muchtar itu.

News | 19:30 WIB

"Warga mengatakan asap pekat itu makin tidak enak dihirup dan cepat sesaknya. Apalagi ketika mereka melakukan aktivitas di sawah, di kebun," kata Manajer Advokasi Walhi Jabar.

News | 16:25 WIB

P3DN digelar guna memberikan apresiasi kepada para pihak yang telah berkontribusi terhadap pengoptimalan penggunaan Produk Dalam Negeri.

News | 16:07 WIB

Sejumlah hasil lembaga survei mencatatkan bahwa elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk berlaga di Pilpres 2024 cukup diperhitungkan.

News | 16:56 WIB

Keran kamar mandi dari Ateson home memiliki bentuk yang minimalis dan futuristik.

Lifestyle | 11:15 WIB

"Di Ranca Upas itu ada area habitat lutung Owa Jawa selain habitat mamalia. Kami pernah menemukan ada habitat kancil jiga," ujar Meiki.

News | 19:29 WIB

"Panitia dan pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini harus bertanggung jawab atas kejadian ini," tegas Dadang Supriatna.

News | 14:02 WIB

"Apa dasar hukumnya, karena hutan berstatus hutan lindung dan peruntukan hutan tidak dapat dipakai untuk kegiatan nonkehutanan," kata Dedi Gejuy.

News | 13:01 WIB
Tampilkan lebih banyak