SuaraJabar.id - Pedagang kopi yang ditemukan tewas dengan leher nyaris terputus di kontrakannya, Saeful Idris (32) ternyata pernah diusir dari Kampung Pamurayan Desa Cisarua Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris RT 01/RW 01 Kampung Pamurayan, Ucip Sucipto. Pemuda asal Aceh tersebut diusir dari wilayah Nagrak karena lokasi warungnya kerap dijadikan tempat nongkrong anak muda yang dinilai meresahkan warga.
"Korban itu dulu pernah tinggal dan ngontrak di rt sini, sama jualan kopi juga," kata Ucip seperti dilansir Sukabumiupdate.com - jaringan Suara.com, baru-baru ini.
Saat berdagang di wilayahnya, Ucip mengatakan korban tidak melapor atau izin kepada lingkungan. Ketika warung kopi korban makin hari makan ramai anak-anak muda yang hilir mudik datang dan pergi dan jadi lokasi nongkrong, warga mulai memrotesnya.
"Warga protes dan curiga, kemudian saya cek langsung ke lokasi karena mendapatkan banyak laporan bahwa tidak hanya kopi yang dijual di warung milik korban. Saya pura-pura beli kopi, ternyata nggak bisa dilayani karena nggak ada air panasnya. Ini yang membuat kami makin curiga," tutur Ucip.
Kemudian, sekitar Maret dan April 2019 warga mendatangi warung milik korban, dan memintanya untuk tidak berdagang lagi di wilayah RT tersebut.
"Intinya didemo karena warga resah, waktu didemo, nggak lama orang itu langsung menghilang. Saya nggak tahu pindah kemana, dan kemarin ramai-ramai yang mati di Cibadak ternyata orang itu, yang kita usir,” pungkas Ucip.
Hal senada diungkapkan Jumari, pedagang yang berjualan disebelah warung korban di Kampung Pamuruyan Nagrak.
"Demo warga waktu itu bukan kekerasan, warga datang ramai-ramai meminta orang itu pindah, persuasiflah minta orang itu pindah karena keberadaannya menganggu dan dianggap meresahkan,” pungkasnya singkat.
Baca Juga: Suara Sang Tukang Kopi, Syaeful Idris saat Lehernya Digorok
Sekedar informasi, lokasi warung tempat pembunuhan Saeful di Cibadak hanya berjarak kurang dari 500 meter dari kontrakan lamanya di Pamuruyan Nagrak. Dua lokasi ini berdekatan hanya terpisah jalan nasional Suryakencana Cibadak penghubung Sukabumi dan Bogor.
Kasus pembunuhan ini, masih ditangani oleh jajaran Polsek Cibadak. Polisi sudah mengumpulkan banyak informasi terutama rekaman sejumlah CCTV di sekitar lokasi pembunuhan.
Untuk diketahui, Saeful Idris pedagang kopi asal Aceh tersebut ditemukan tewas dengan leher nyaris putus dalam kontrakan sekaligus warungnya di Kampung Babakan Anyar RT 08/03 Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (3/7/2019) sore.
Berita Terkait
-
Suara Sang Tukang Kopi, Syaeful Idris saat Lehernya Digorok
-
Penggorok Leher Tukang Kopi Hampir Terungkap, Polisi Endus Lewat CCTV
-
Tukang Kopi Tewas Digorok Sampai Tenggorokan Putus
-
Penggorok Leher Tukang Kopi Pakai Kupluk dan Berbadan Kurus, Bawa Pisau
-
Tukang Kopi Digorok, Tewas Bersimbah Darah di Kontrakan
Terpopuler
- Sahroni Blak-blakan Ngaku Ngumpet di DPR saat Demo 25 Agustus: Saya Gak Mungkin Menampakan Fisik!
- Sehat & Hemat Jadi lebih Mudah dengan Promo Spesial BRI di Signature Partners Groceries
- Dilakukan Kaesang dan Erina Gudono, Apa Makna Kurungan Ayam dalam Tedak Siten Anak?
- Senang Azizah Salsha Diceraikan, Wanita Ini Gercep Datangi Rumah Pratama Arhan
- Apa Isi Alkitab Roma 13? Unggahan Nafa Urbach Dibalas Telak oleh Netizen Kristen
Pilihan
-
Ledakan Followers! Klub Eropa Raup Jutaan Fans Berkat Pemain Keturunan Indonesia
-
Demo Hari Ini 28 Agustus: DPR WFH, Presiden Prabowo Punya Agenda Lain
-
Dikuasai TikTok, Menaker Sesalkan PHK Massal di Tokopedia
-
Thom Haye Gabung Persib Bandung, Pelatih Persija: Tak Ada yang Salah
-
Bahas Nasib Ivar Jenner, PSSI Sebut Pemain Arema FC
Terkini
-
Kepala Desa di Bogor Diduga Terima Gratifikasi Rp2,3 Miliar
-
Klaim 5 Saldo Dana Kaget, Ngopi Sepulang Kerja Jadi Lebih Nikmat
-
Dari Bantuan Jadi Bancakan: 8 Fakta Miris Korupsi Traktor Petani Cianjur
-
Bukan Pelaku Tunggal? Jaringan Korupsi Traktor Cianjur Diburu Lintas Provinsi
-
Amanah yang Dikhianati, Mimpi Petani Cianjur Dijual Rp120 Juta oleh Pemimpinnya Sendiri