SuaraJabar.id - Sebanyak 16 bidang lahan milik warga RW 6 dan RW 7 Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat yang terdampak pembangunan Tol Cijago-Cinere, belum dibayarkan pemerintah. Padahal, rumah mereka sudah dihancurkan di sekitar proyek tersebut.
Koordinator Kukusan Berjuang Samsudin mengatakan belum dibayarnya 16 lahan bidang lahan milik warga karena tidak ada kesepakatan antara penyelenggara dan warga, karena pihak penyelengara mematok harga per meter bidang lahan di bawah harga pasaran saat ini.
"Lahan warga yang terkena kepentingan umum, maka gantinya untuk ekonomi warga yang terkena gusuran itu harus lebih baik kehidupanya," kata Samsudin kepada Suara.com, Selasa (23/7/2019).
Sesuai kesepakatan di antara 16 warga yang rumahnya sudah dihancurkan dan dijadikan jalan tol, lanjutnya, pemerintah diminta membayar Rp 26 juta per meter.
Baca Juga: Lahan Tol Cijago Tak Kunjung Dibayar, Warga Pasang Spanduk untuk Jokowi
Disebutkan, total luas tanah dari 16 warga itu ada 3. 783 meter persegi dengan total harga sebanyak Rp 100 miliar kurang. Meski begitu sebanyak 16 warga pun masih memberikan kesempatan bagi penyelenggaraan untuk bermusyawarah dengan memberikan harga tanah per meter Rp 26 juta.
"Kita usulkan 10 desember 2015 tangung renteng yang disepakati 16 pemilik lahan yang sudah tergusur sebesar Rp 15 juta per meter itu pun tidak ditangapi. Kami kembali mengusulkan 2019 tangung renteng lagi Rp 15 juta dikali inflansi selama ini dari November 2015 sampai 2019 ada 30 bulanan, kali 2,5 persen sekarang sudah 75 persen jadi Rp 26 juta permeter," jelasnya.
Dikemukakan Samsudin, pembahasan harga untuk pembebasan lahan di wilayah RW 06 dan RW 07 pada 2012 silam ditawarkan dengan harga terendah Rp 700 ribu per meter dan paling tinggi Rp 2 juga untuk zona 1.
"Sampai tahun 2013 kesepakatan harga net yang semula Rp 700 ribu per meter menjadi Rp 900 ribu per meter. Terus zona 5 paling banyak dengan tawaran Rp 1,3 juta permeter dan zona 1 dikasih harga Rp 2,920 juta permeter," katanya.
Mesk i begitu, Samsudin meminta agar pemerintah bisa melihat kondisi masyarakat yang tergusur pembangunan jalan tol tersebut.
Baca Juga: Operasional Tol Cijago Seksi 2 Depok Diperpanjang Hingga Senin Mendatang
"Betapa kondusifnya warga, rumah ya sudah dihancurkan. Penghidupanya amburadul baik kontrakan dan warungya galeri habis, apa mereka bikin kerusuhan kah? kurang baik apa? Dihargai dong sudah setahun," jelasnya.
Berita Terkait
-
Deretan Fakta di Balik Rumah yang Berdiri di Proyek Tol Cijago, Milik Siapa?
-
Fakta-fakta di Balik Satu Rumah yang Berdiri Kokoh Sendiri di Tengah Proyek Tol Cijago
-
Kini Dibongkar, Siapa Pemilik Rumah yang Berdiri di Tengah Proyek Tol Cijago?
-
Belum Digusur, Penampakan Rumah di Tengah Proyek Jalan Tol Cijago Seksi 3B
-
Jalan Tol Cijago Seksi Kukusan-Krukut Resmi Dioperasikan Fungsional di Nataru
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
-
Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Berbalik Merosot
-
Maskapai Rela Turunkan Harga Tiket Pesawat Selama Libur Nataru
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
Terkini
-
Pj Gubernur Jabar Minta Semua Pihak Tenang Sikapi Hasil Quick Count
-
Pilgub Jabar: Menang Versi Hitung Cepat, Dedi Mulyadi Turun ke Sawah
-
Bawaslu Kota Tasikmalaya Telusuri Dugaan Praktik Politik Uang
-
Bawa Pulang Poin dari Markas Port FC, Persib Masih Punya Kans ke 16 Besar AFC Champions League II
-
Sempat Terhenti Gara-gara Warga Coblos Dua Kali, Pemungutan Suara di TPS 09 Karawang Dilanjutkan