SuaraJabar.id - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menilai Kota Depok Jawa Barat sebagai Kota Layak Anak (KLA) hanya jargon semata.
Arist mengemukakan prestasi yang didapat Kota Depok sebagai KLA di tingkat madya belum bisa dilihat sebagai predikat atau prestasi, lantaran keluarga di Depok masih perlu diberikan pembimbingan dan pembinaan keluarga yang ramah anak.
"Puncak sebuah kota KLA itu, kalau rumah, lingkungan sosial RT, RW, kecamatan sudah layak anak betul. Barulah dapat menuju KLA dengan kriteria sebanyak 31 (kriteria) yang harus dipenuhi seperti hak pendidikan dan lainya," katanya usai menghadiri Puncak Hari Anak di Balaikota Depok pada Kamis (8/8/2019).
Menurutnya, persoalan keluarga perlu disosialisasikan ke masyarakat. Sebab, keluarga itu garda terdepan untuk melindungi anak. Jika keluarga belum ramah dan bersahabat itu hanya jargon semata program.
Baca Juga: Solo, Surabaya dan Denpasar Raih Penghargaan Kota Layak Anak
"Saya tidak bangga hanya mendapatkan sertifikat KLA. Pada hari Anak Nasional diberikan sertifikat itu, bukan itu maksud dari KLA. Layak anak itu mindset pola pikir dari masyarakat, bagaimana menempatkan anak di keluarga, tanggung jawab keluarga," katanya.
Ia menambahkan, saat ini, kekerasan dan kejahatan anak di Kota Depok sangat tinggi. Bahkan, ia melanjutkan, Kota Depok berada pada urutan keempat kota di Indonesia yang paling banyak kasus kekerasan anak.
"DKI Jakarta urutan pertama, wilayah Depok masuk ke urutan ke 4 setelah Jakarta tingkat kekerasan pada anak. Lalu urutan ke dua Bekasi dan Bogor," ujarnya.
Ia mengatakan, kalau fenomena sosial ini tidak segera diatasi, maka potensi kekerasan seksual dan tindakan kriminal akan muncul lebih banyak lagi.
"Maka peran keluarga yang harus berperan, sebagai garda terdepan untuk melindungi anak," kata dia.
Baca Juga: 4 Tahun Jokowi-JK, Kementerian PPPA Bangun 389 Kota Layak Anak
Sementara itu, Wali Kota Depok Mohammad Idris membantah kasus kekerasan anak dan kejahatan anak di Depok tinggi. Bahkan, Idris mengatakan kasus kekerasan anak lebih sedikit di Depok.
Berita Terkait
-
Adu Pendidikan Supian Suri Vs Imam Budi, Panas Saling Serang di Debat Terakhir Pilkada Depok
-
Surabaya Masuk Kota Layak Anak, Aktivis Sebut Tak Seharusnya Ada Pameran Rokok
-
Darurat Sampah di Depok! Antrean Truk Mengular Hingga Rumah Warga
-
Horor di Balik Senyuman: Pemerintah Gagal Beri Perlindungan Anak di Daycare
-
Kala Berani Jujur Pegawai Kontrak Damkar Berujung Masalah
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Uji Tabrak Gagal Raih Bintang, Standar Keamanan Citroen C3 Aircross Mengkhawatirkan
-
Erick Thohir Sebut Aturan Kredit Pembiayaan Rumah Ribet, Target Prabowo Dibawa-bawa
-
Hore! Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 10% Sepanjang Libur Nataru
-
Broto Wijayanto, Inspirator di Balik Inklusivitas Komunitas Bawayang
-
Bye-Bye Jari Bertinta! 5 Tips Cepat Bersihkan Jari Setelah Nyoblos
Terkini
-
Petugas TPS Meninggal Saat Bertugas, Begini Pesan PJ Gubernur Jabar
-
Sabet 73,5 Persen Suara, Rudy-Ade Deklarasikan Kemenangan di Pilkada Kabupaten Bogor
-
Unggul Versi Hitung Cepat, Aep: Ini Kemenangan Masyarakat Karawang
-
Kantongi 378 Suara, Rudy Susmanto-Ade Ruhandi Menang Telak di TPS Prabowo
-
Dedi Mulyadi Menang Telak di TPS Prabowo