Disamping itu, Rahmat menuturkan ada beberapa alasan Kota Bekasi masuk dalam wilayah pusat ekonomi di Indonesia itu.
Salah satunya adalah pemasukan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Kota Bekasi ke Provinsi Jawa Barat yang dananya masuk kembali ke Kota Bekasi hanya 30 persen.
"Sekarang gini kalau kita berharap ekspetasinya, dengan Jawa Barat kita sudah melewati Jawa Barat. Lewati Bandung juga, kita lebih tinggi, inflasi kita lebih rendah, APBD nya juga besar (disamping) kebutuhannya (Kota Bekasi) besar," jelas dia.
Dengan demikian, dari segi ekonomi Kota Bekasi bisa masuk dalam pusat perekonomian di Indonesia.
"Setiap Jumat, Sabtu, Minggu, Google Map kita kan merah semua, itulah mengapa penghasilan kita cukup besar kesanah (Jawa Barat)," katanya.
Selain sejalan dengan perekonomian, Kota Bekasi dan Jakarta juga mempunyai kesamaan dari segi kultur budaya, kuliner sampai sejarah dan dalam persepktif tata ruang.
Karena alasan itu pula Rahmat memilih bergabung dengan DKI Jakarta kembali ketimbang gabung dari gagasan Wali Kota Bogor dan Bupati Bogor, Bima Arya dan Ade Yasin yang ingin membentuk Provinsi Bogor Raya.
Pembentukan Provinsi Bogor Raya itu kata dia meliputi wilayah Cianjur, Sukabumi, Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.
Menurut Rahmat, gagasan Bima Arya dan Ade Yasin hanya untuk melakukan pemekaran wilayah yang di mulai dari Kabupaten Bogor. Dengan alasan, wilayah bogor yang kecil dan tak sebanding dengan ekspektasi kebutuhan masyarakatnya yang besar.
Baca Juga: Tak Setuju Bekasi Gabung ke Jakarta, Sutiyoso Sarankan Ini
Sementara, Kota Bekasi menolak bergabung lantaran mempunyai historis dengan DKI Jakarta. Kata Rahmat, sebelum mejadi Bekasi, pada saat jaman revoluasi, Bekasi merupakan bagian dari Jakarta, Karesidenan Jatinegara.
"Kultur budaya dan bahasa kita ikut DKI, dan pada saat jaman (penjajahan) Jepang ada sebuah dokumen kalau Karesidenan Jakarta itu dari Citarum sampai dengan Cisadane. Tahun 1950-an kan berubah menjadi Bekasi. Sekarang usia Kabupaten Bekasi kan 69 tahun, 69 tahun yang lalu, pada saat ada warga berbondong-bondong depan Kodim Tugu monumennya di Jalan Pramuka-Veteran, Bekasi Selatan, berubahlah menjadi Kabupaten Bekasi. Tahun 1976 wilayah kita diambil Cilincing sama Cakung, diambil menjadi Jakarta kita di kasih stadion ini (Patriot Candrabhaga). Stadion itu sebenarnya lama dan kita bongkar baru," katanya.
Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Pengiriman 1.000 Relawan ke Provinsi Terdampak
-
BRI dan Danantara Terjunkan Relawan Tanggap Bencana BRI ke Sumatera
-
5 Spot Wisata Hits untuk Libur Sekolah dan Akhir Tahun 2025 di Cianjur
-
Dulu Meresahkan, Kini Joki Puncak Bogor Direkrut Polisi Jadi Pasukan Khusus Libur Nataru
-
Dedi Mulyadi Setop Izin Perumahan, Rudy Susmanto: Tak Bisa Serta-merta Dilakukan