Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Minggu, 20 Oktober 2019 | 15:49 WIB
Penangkapan terduga teroris di Bekasi jelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih. (Suara.com/Yacub)

SuaraJabar.id - Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror membawa tiga plastik hitam sebagai barang bukti saat menangkap terduga teroris di Bekasi, Jawa Barat bernama Ahmah Biriawan.

Ahmad Biriawan diciduk Densus 88 di kediamannya Kavling Agraria, Jalan Melon Nomor 10, RT 03/26, Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (20/10/2019) pagi.

Ahmad Biriawan disebut-sebut salah satu jaringan dari dosen nonaktif Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith sebagai otak di balik rencana aksi makar pada aksi Mujahid 212 pada Sabtu (28/9/2019).

"Yang saya lihat tadi Densus bawa tiga kantong kresek hitam setelah menangkap dan menggeledah rumah pelaku," ujar Sri Astuti (54), warga RT 02/26 Kavling Agraria.

Baca Juga: Jelang Pelantikan Presiden, Densus 88 Bekuk 1 Terduga Teroris di Bekasi

Sri Astuti adalah warga yang juga istri dari Ketua RT 02/26. Ia mengatakan, bahwa sebelumnya Densus 88 telah menghubunginya perihal rencana penangkapan Ahmad Biriawan.

"Karena bukan warga RT kami jadi kami tidak ikut, sudah dihubungi sejak pukul 04.00 WIB. Saya cuma pas penangkapan cuma lihat saja," ujar dia.

Sri Astuti tidak mengetahui detail sosok dari Ahmad Biriawan. Namun yang ia tahu, pria yang diperkirakan berusia 50 tahun lebih itu mempunyai sifat yang tidak seperti warga lainnya.

"Orangnya itu galak, kan ada pohon anggur di depan rumahnya, waktu itu ada yang petik anggur, dia marah-marah gak jelas seperti orang gila," katanya.

Bahkan, Ahmad Biriawan juga mengaku kepada warga sekitar mempunyai keluarga dari Badan Inteligen Nasional (BIN).

Baca Juga: Ada Topeng Joker di Rumah Terduga Teroris JAD Cirebon

"Kayak orang gila deh, waktu itu pernah marah-marah sampai keluarin pistol. Juga dia kalau keluar rumah sering pakai seragam loreng (seperti pakaian anggota TNI), ngomong katanya keluarga besar BIN dan banyak jenderal," imbuhnya.

Ia juga mengaku kerap melihat banyak pesanan online yang dikirim ke rumah Ahmad Biriawan yang belantai dua dengan pagar berwarna hitam itu.

"Itu kan rumah bukan punya dia, itu rumah punya kakaknya, kosan juga punya kakaknya, dia cuma tinggal saja di sana dari tahun 2015. Banyak paket kiriman baru-baru ini cuma saya enggak tahu isinya yah," katanya lagi.

Pantauan suara.com, rumah yang ditinggali Ahmad Biriawan tidak digaris polisi. Bahkan terlihat tidak ada aktivitas di rumah itu.

Ketua RT 03, Nyoman Adiwirawan (58) mengatakan, jika penangkapan terhadap warganya itu terjadi pukul 06.10 WIB. Terdapat tiga mobil anggota dengan belasan personel yang dilengkapi senjata laras panjang.

“Jam 05.40 WIB saya sudah dihubungi pihak polisi jika ada penangkapan. Kebetulan saya masih ada pengajian, pukul 06.10 WIB saya ke lokasi pelaku sudah di borgol,” kata Nyoman.

Nyoman mengaku, sejak menjadi Ketua RT pada bulan Juli 2019 lalu, ia baru mengetahui sosok Ahmad Birawan. Sebab, selama ini terduga pelaku tidak aktif di lingkungan jika ada kegiatan RT/RW.

“Yang saya tahu itu istrinya saja, Saya baru lihat pelaku ya semenjak penangkapan ini baru lihat mukanya,” katanya.

Kepala unit Bismapol Polsek Bekasi Selatan, Inspektur Satu Puji Astuti membenarkan jika ada penangkapan. Namun ia belum mengetahui detail kasus yang ditangani.

“Untuk kasusnya saya belum tahu, penangkapan ada dan ditangani oleh Densus. Kami hanya melakukan pendampingan,” ujar Puji.

Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah

Load More