SuaraJabar.id - Suasana mengenaskan terlihat dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mis Cileunjang, Desa Cempakasari Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya. Para siswa dan guru harus melakukan kegiatan pembelajaran sekolah di dalam gubuk berbilik bambu.
Dalam ruangan yang disulap menjadi kelas berukuran 10 x 4 meter dan disekat menjadi tiga bagian, sebanyak 76 siswa harus rela bergantian belajar beralaskan tanah.
Kepala MI Mis Cileunjang Deden Saeful Bahri mengatakan untuk bisa menampung kegiatan belajar semua siswa, proses pembelajaran dibagi menjadi dua sesi. Siswa kelas I, II dan III belajar mulai pukul 07.00 hingga 10.00 WIB. Sedangkan, siswa kelas IV, V dan VI belajar mulai pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB.
“Kami terpaksa menjalankan proses belajar mengajar di gubuk ini, karena tidak memiliki ruangan lagi. Ini juga gubuk hasil pembangunan swadaya masyarakat sekitar, tiga tahun silam,” ujar Deden seperti diberitakan Ayobandung.com-jaringan Suara.com pada Rabu (4/12/2019).
Baca Juga: Gedung Sekolah Disegel, Siswa SD di Pasaman Barat Dipulangkan Lebih Awal
Deden mengemukakan, sebagian besar material ruangan kelas diakuinya terdiri dari bambu dan kayu. Sedangkan pada sisi bagian samping dan belakang ditutup bilik bambu. Kemudian di bagian atapnya terbuat dari asbes dan beralaskan tanah.
Tidak ada kaca di ruangan kelas tersebut, sementara di bagian depan tidak terpasang bilik, hanya samping dan belakang. Tak heran jika Deden khawatirkan ketika musim hujan, karena ruangan kelas akan banjir dan becek.
“Kami tentunya sangat mengharapkan ruang belajar yang layak, karena kasihan anak-anak. Kami bukan tidak mau membangun, tapi kemampuan anggaran terbatas."
Deden mengemukakan, bukan tanpa alasan mereka memilih bersekolah di tempat tersebut. Lantaran sebelum ada MI Mis Cileunjang, para siswa harus bersekolah sejauh lima kilometer dari kampungnya dengan berjalan kaki. Bahkan, saat musim hujan, anak-anak harus bersekolah dua hari dalam seminggu lantaran jarak yang jauh dan cuaca buruk.
“Alhamdulillah dengan adanya MI, para orang tua dan anak-anak sangat terbantu untuk bisa menimba ilmu dengan jarak yang terjangkau. Mereka tidak harus jauh-jauh berjalan kaki menuju tempat belajar,” katanya.
Baca Juga: Gempa Bali 6 SR, Kawasan Wisata Nusa Dua Rusak, Sekolah Rusak
Berita Terkait
-
Urgensitas Perda Tasikmalaya dan Teror Geng Motor yang Belum Usai
-
Mayatnya Dimasukan ke Karung, Pengakuan 'Ngeri' Pembunuh Nenek-nenek di Tasikmalaya
-
Bupati Tasikmalaya Beri Kabar Terbaru Setelah 55 Orang Tim Pengamanan Presiden Jokowi Keracunan
-
Misteri Kematian Penjual Bakso di Tasikmalaya, Terbujur Kaku di Toilet Kontrakan
-
Hilang 3 Bulan, Iis Ditemukan Sudah Menjadi Tengkorak di Hutan
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Lari Sambil Donasi, OPPO Run 2024 Kumpulkan Dana untuk Pemberdayaan Disabilitas
-
Sikap Politik PWNU di Pilkada Jabar: Gubernur Terpilih Wajib Kuatkan Persatuan Umat
-
Dapat Bonus Logam Mulia 1 Gram, Yuk Ikuti KPR BRI Property Expo 2024
-
Apakah Samsung A35 Tahan Air dan Spesifikasinya
-
Transformasi Digital BRIAPI Sukses Membawa BRI Raih Pengakuan Global