Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Kamis, 30 Januari 2020 | 13:07 WIB
Husnia, mahasiswi asal Indonesia yang terjebak di Wuhan, China saat berkomunikasi Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja. (Suara.com/M Yacub).
Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja saat berkunjung ke rumah keluarga Husnia, mahasiswi asal Indonesia yang terjebak di Wuhan, China. (Suara.com/M Yacub).

Husnia mengaku bahwa pada tanggal 2 Februari mendatang beasiswanya telah selesai dan seharunya pulang. Namun, dengan kebijakan pemerintah China yang mengisolir semua pintu masuk dan keluar termasuk bandara membuat para mahasiswa tersebut masih tertahan di Wuhan hingga kini.

Secara keseluruhan, kata Husnia, Wuhan dalam kondisi baik-baik saja. Dia pun memastikan video yang memerlihatkan sejumlah orang bergelatakan di jalan itu tidak benar. Warga masih diperbolehkan keluar rumah meski situasi kota lebih sepi dari biasanya.

"Pemerintah di sini tidak melarang orang ke luar, tapi hanya mengimbau jika tidak ada keperluan yang penting lebih baik di dlaam rumah saja. Secara umum tidak ada masalah. Saya juga sering bilang ke keluarga di rumah, saya enggak apa-apa, baik-baik saja," ucapnya.

Namun demikian, penyebaran virus corona membuat banyak toko tutup. Husnia mencatat, setidaknya hanya ada dua toko kebutuhan pokok yang masih buka. Kondisi itu membuat harga kebutuhan pokok melonjak hingga tiga kali lipat. Alhasil, mereka terpaksa membeli dengan harga yang mahal.

Baca Juga: Heboh Bacaan Buku Iqro Unggahan Bebi Silvana Bahas Virus Corona

"Perbandingannya itu seperti sayur hijau, kubis atau kol harganya sekarang bisa sampai Rp 200.000. Bukan sekilo, tapi ya seikat. Biasanya Rp 50.000. Ini yang paling dirasakan. Karena kan bahan kebutuhan pun barangnya susah," ungkapnya.

Kondisi ini yang justru membuat Husnia beserta mahasiswa Indonesia lainnya kesulitan. Beberapa bantuan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia cukup membantu meringankan. Mereka, kata dia, membantu memasok kebutuhan pokok serta memberikan pendampingan mental.

Selain itu, KBRI pun memberikan bantuan dana untuk para mahasiswa asal Indonesia tersebut. Namun, kata dia, karena kebutuhan pokok yang melonjak itu, bantuan dana dirasa belum mencukupi.

“Maka kami di sini harus berhemat. Ada bantuan dari KBRI, dibagi ke setiap orang. Kalau dihitung paling cukup untuk satu minggu. Jadi kami minta pemerintah untuk segera mengevakuasi kami," kata dia.

Baca Juga: Majikan Dilarang Bawa TKI Hong Kong ke China karena Virus Corona

Load More