Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana | Ummi Hadyah Saleh
Rabu, 26 Februari 2020 | 19:04 WIB
Penampakan banjir yang mulai surut di kawasan Perumahan Bumi Nasio Indah, Jati Asih, Bekasi. (Suara.com/Ummi HS).

SuaraJabar.id - Sebagian warga di Perumahan Bumi Nasio Indah, Jalan Raya Jatimekar, Jatiasih, Bekasi enggan mengungsi meski pemukiman mereka diterjang banjir pada Selasa (25/2/2020) kemarin.

Mereka lebih memilih tetap bertahan di lantai 2 rumah masing-masing saat genangan air mencapai 2 meter.  

Kepala Posko Banjir Perumahan Bumi Nasio Indah, Jalan Raya Jatimekar, Jatiasih yang juga istri Ketua RW 15 Sri Widayani mengatakan sebagian warga memilih untuk bertahan di lantai 2 rumahnya.

Namun ada juga warga yang mengungsi di rumah keluarga ataupun di hotel dekat sekitar rumah. Total ada 13 RT di dua RW di Perumahan Bumi Nasio Indah yang terendam banjir.

Baca Juga: Kesal Anies dan Ridwan Kamil Mangkir Rapat Banjir, DPR: Jangan Sok Pintar!

Penampakan banjir yang mulai surut di kawasan Perumahan Bumi Nasio Indah, Jati Asih, Bekasi. (Suara.com/Ummi HS).

"Sebagian pada mengungsi. Tapi masih banyak warga yang tetap bertahan di lantai 2," ujar Yani kepada Suara.com di lokasi, Rabu (26/2/2020).

Kendati demikian, dirinya sudah mengimbau agar warga terutama yang lansia dan memiliki bayi untuk mengungsi.

"Sudah kami imbau terutama yang lansia dan yang punya bayi," kata Yani.

Salah satu warga RW 15, Fatimah (55) memilih untuk bertahan di lantai 2 rumahya.

Ia mengatakan alasannya tak mengungsi karena memiliki orang tuanya yang sudah sepuh tak ingin mengungsi.

Baca Juga: Dipuji Selangit! Tya Ariestya Ajak Warga Main TikTok saat Banjir Seperut

"Kami sekeluarga di rumah saja di lantai 2. Orang tua saya enggak mau ngungsi. Jadi di rumah saja, enggak di rumah saudara," kata Fatimah.

Penampakan banjir yang mulai surut di kawasan Perumahan Bumi Nasio Indah, Jati Asih, Bekasi. (Suara.com/Ummi HS).

Meski mengungsi, dirinya dan keluarga mendapat bantuan makanan dari teman, maupun sodara dan relawan.

Fatimah menuturkan, saat ini ia bisa keluar rumah tanpa perahu karet lantaran ketinggian air tidak terlalu tinggi seperti pada Selasa kemarin yakni 2 meter.

"Sekarang bisa keluar karenae nggak terlalu parah. Alhamdulillah juga makanan ada, banyak yang kasih dari teman atau saudara," ucap dia.

Tak hanya itu, Fatimah menyebut banjir kali ini adalah banjir terparah dibanding pada 1 Januari 2020. Akibat banjir barang-barang yang ada di rumahnya basah dan sudah rusak.

"Ini yang paling parah. Kulkas dua kerendam semua, kursi, tempat tidur kena semua sudah enggak bisa diselamatkan," kata dia.

Lebih lanjut, Fatimah berharap Pemerintah Kota Bekasi segera mengatasi permasalah banjir di Bekasi.

"Harapannya bagaimana supaya nggak banjir lagi, mungkin gorong-gorongnya diperlebar," katanya.

Menurut pengamatan Suara.com, sejumlah warga tampak membersihkan rumahnya meski area depan rumahnya masih banjir. Meski sudah mulai surut, kawasan tersebut masih digenangi banjir setinggi 10 sampai 60 cm. Sejumlah anak-anak pun memanfaatkan banjir dengan bermain air.

Load More