Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 15 Maret 2020 | 15:14 WIB
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim. [Suara.com/Rambiga]

SuaraJabar.id - Pemerintah Kota Bogor belum memiliki rencana untuk melakukan lockdown terhadap wilayahnya. Pasalnya, hal tersebut akan berdampak buruk kepada ekonomi dan aktivitas di kota tersebut.

"Tidak (lockdown). Pertimbangan banyak, karena dampak permasalahan ekonominya," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Minggu (15/3/2020).

Dedie menyebut, jika diberlakukan lockdown akan turut berimbas kepada aktivitas masyakat terutama yang menggunakan transportasi KRL Commuter Line.

"Ada 280 ribu orang menggunakan KRL setiap hari, dari 400 trip dan 6 menit sekali orang datang dan keluar Stasiun Bogor. Dari jumlah itu paling sekitar 40 ribu saja warga Kota Bogor," jelas Dedie.

Baca Juga: Populer di Tengah Wabah Virus Corona Covid-19, Pahami Istilah Lockdown

Selain itu, dampak pariwisata pun juga akan berimbas salah satunya dari perhotelan. Karena menurut laporan dari PHRI, okupansi hotel di Kota Bogor sudah mengalami penurunan akinat virus corona.

"Data dari PHRI secara nasional maupun wilayah di Kota Bogor mamang ada penurunan okupansi, tapi kita upaya agar penurunan tidak drastis," ungkapnya.

Pemkot Bogor pun masih memilih upaya mencegah penyebaran virus corona dengan menyadarkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat.

"Teman-teman di sekitar wilayah Kota Bogor seperti Kabupaten Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi juga harus ikut meningkatkan kewaspadaan, untuk membantu pemerintah pusat mencegah resiko penyebaran COVID-19," katanya.

Kontributor : Zian Alfath

Baca Juga: Persiapan Penting Sebelum Pemerintah Berlakukan Lockdown Akibat Covid-19

Load More