SuaraJabar.id - Jam menunjukkan pukul 16.30 WIB sore. Rani (nama samarannya), langsung bersiap untuk ke tempat kerjanya yang baru.
Berangkat dari rumah, ia hanya berbekal lipstik dan beberapa peralatan make up lainnya. Penampilannya tidak mencolok.
Namun, sesampainya di tempat kerjanya yang baru, wanita itu langsung bersolek sambil menunggu adanya instruksi dari seseorang untuk melayani tamu.
Sebelumnya, ia hanya bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik garmen, di kawasan Holis, Kota Bandung.
Baca Juga: Gelombang PHK Masih Akan Terjang Pekerja di Indonesia
Semenjak wabah corona merebak, dirinya harus diberhentikan perusahaan. Alasannya, karena pabrik harus berhenti beroperasi, semenjak pemerintah gencar untuk meminta work from home atau bekerja di rumah.
Berstatus sebagai pegawai kontrak sejak 2009, perempuan asal Kota Cimahi, yang lahir pada 1985 ini, tidak mendapat apa-apa dari perusahaan tersebut.
Hanya gaji terakhir yang ia dapatkan, itupun tidak mencapai upah minimum kabupaten atau kota, tempat ia bekerja.
"Status kontrak, jadi udah pas di putus kerja, enggak dapat apa-apa selain gaji," katanya, saat ditemui, di salah satu apartement, di Kota Cimahi, tempat ia bekerja.
Di apartemen itu, ia tidak bekerja sebagai staf atau manajemen. Melainkan, ia menjajakan dirinya kepada setiap pria hidung belang, yang didapat dari aplikasi ponsel pintar berbasis internet.
Baca Juga: Usai Peluncuran OnePlus 8, Perusahaan PHK Karyawan
Memiliki tubuh yang cukup gempal, dengan tinggi tak lebih dari 160 sentimeter, wanita berambut pirang itu mengaku baru menjajal dunia tersebut. Ia diajak oleh rekannya, yang dulu ia pernah kenal saat masih bekerja di pabrik garmen.
"Baru semingguan lah. Semenjak corona weh, jadi harus gini," ucap dia.
Kesehariannya, ia menjadi single parent bagi kedua anaknya. Semenjak bercerai tiga tahun lalu, ia menghidupi anaknya yang duduk di bangku SMA kelas XII serta satu anak lainnya di TK.
Kisah percintaannya cukup pelik. Beberapa kali, ia mengaku diselingkuhi, oleh mantan suaminya itu.
Karena tak tahan, ia memilih untuk mengakhiri kisa cintanya yang ia nikahi sejak berumur 16 tahun. "Uang cerai juga saya yang ngurus, udah engak tahan saja," kata dia.
Tak hanya menghidupi kedua anaknya, semenjak bercerai dengan suaminya ia tinggal bersama orang tuanya. Dengan kata lain, ia harus menghidupi orang tuanya itu.
Dalam kerjaannya yang baru ini, ia mulai berangkat sore hari setelah pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, hingga membantu mengerjakan pekerjaan sekolah anak-anaknya. Selepas itu, ia langsung berangkat dengan alasan, kerja sif malam.
"Yah paling jam 9 atau jam 10 (malam) baru pulang," tutur dia.
Bukannya tak ingin mencari pekerjaan lain. Dirinya mengungkapkan, di situasi seperti saat ini, pekerjaan yang mudah dan cepat menghasilkan uang hanya dengan cara seperti ini.
Berkedok dengan menjajakan pelayanan pijat, setiap tamu yang ia layani, kerap di tawarkan untuk menjajal tubuh wanita itu.
Untuk berhubungan badan, ia memasang tarif Rp 500 ribu, untuk satu kali main. Jika ada tamu yang menginginkan lebih dari pelayanan, ia cukup senang. Karena ada uang lebih yang bakal ia terima.
"Kalau pijit kan ke teteh Rp 150 ribu buat bayar tempat. Kalau begitu (berhubungan badan) tetap Rp 150 ribu masuk ke muncikari, tapi selebihnya aku sakuin," katanya.
Rp 150 ribu yang disetorkan kepada muncikarinya itu, lanjut dia, dipergunakan untuk membayar sewa tempat apartement seharga 5 juta perbulannya. Ia mengaku, meski baru dirinya audah memiliki beberapa pelanggan tetap.
"Yah bersihnya ini yah, sehari bisa ngantongin Rp 100 ribu sampai Rp 250 ribu, itu juga kalau ramai. Paling sehari dua paling banyak tiga tamu," sambung dia.
Menyinggung soal bantuan sosial dari pemerintah, yang saat ini tengah digadang-gadangkan, ia mengaku tidak dapat bantuan tersebut.
Pengurus warga tempat ia tinggal, katanya lebih mementingan kerabat dan keluarganya sendiri dari pada warganya.
"Rw nya weh itu, mentingin saudaranya weh dari pada warga. Dianggapnya mungkin saya masih bisa kerja," katanya.
Bukan tidak mau, ia pasti berhenti untuk berkeja seperti ini. Namun untuk saat ini, hanya pekerjaan ini yang dapat diandalkannya. Apalagi, anak sulungnya berencana ingin kuliah.
Mau tidak mau, dirinya harus memutar otak untuk terus mendapatkan uang, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup dan menabung untuk anaknya berkuliah.
"Yah setiap hari mah saya berdoa, supaya bisa dapat kerjaan baru dan dapat rezeki lebih, amin."
Kontributor : Cesar Yudistira
Berita Terkait
-
Bojan Hodak Lega, Laga Lawan Bali United di BRI Liga 1 Ditunda PT LIB
-
Bandung Barat Minim Bioskop, Keluhan Raffi Ahmad Didengar Pemerintah!
-
Warung Bang Gino, Jawaranya Seblak di Kota Jambi
-
Mantap! Intuisi Kakang Rudianto Dipuji Bojan Hodak usai Persib Raih 3 Poin
-
Masa Depan Suram? Nissan PHK Ribuan Karyawan di Tengah Krisis
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
Terkini
-
Usai Nyoblos di TPS Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu Berharap Pilkada 2024 Berjalan Lancar
-
Komitmen BRI Layani Seluruh Nasabah Termasuk Penyandang Disabilitas Telah Terbukti dan Ini Respons Publik
-
Usai Nyoblos di Purwakarta, Ini Harapan Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar
-
Rooms Inc d'Botanica Bandung Ikut Semarakkan Program Akhir Tahun Artotel Wanderlust Bertajuk "Serenata Akhir Tahun"
-
Miris! Pelajar SMA Cianjur Jadi Kurir Narkoba Internasional, Raup Untung Puluhan Juta