SuaraJabar.id - Djumandi (50) sopir bus antar provinsi hanya bisa merenung di sebuah agen Bus di wilayah Jalan Raya Bogor, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
Ia merenung karena Ramadan ini seharusnya panen penumpang yang hendak pulang kampung atau mudik lebaran, tapi malah sebaliknya. Musim lebaran tahun ini menjadi momen pahit baginya dan karyawan agen Bus di Depok. Djumandi melarat karena kebijakan larangan mudik.
Bahkan selama satu bulan tidak ada penumpang karena dampak dari wabah corona dan imbauan dilarang mudik lebaran oleh Pemerintah.
"Kita jadi susah, seharusnya Ramadan ini kita panen. Tapi terbalik, mau pulang juga gak bisa, di sini kami kelaparan, " kata Djumadi kepada Suara. com, Senin (4/5/2020).
Ia mengatakan semua sopir di agen Bus sudah tidak ada yang bekerja karena tidak ada penumpang.
Meski pun ada, ketika di Jalan kata dia nanti akan disuruh putar balik di chek poin oleh petugas.
"Kan sudah dilarang gak boleh masuk tol dan wilayah lain. Travel mobil kami pun dibalik kanankan. Terus kesejahteraan kita bagaimana? Sama sekali kami belum tersentuh bantuan pemerintah, "
"Tiap hari harus makan. Satu dua hari saya pernah kelaparan saat PSBB. Karena tidak dapat pemasukan sama sekali, " tutur Djumadi mengeluh.
Melihat kondisi seperti ini, Djumadi lebih baik dipulangkan ke tempat asal yaitu Solo, Jawa Tengah oleh Pemerintah. Ia meminta kepada pemerintah untuk diperhatikan, meski ia hanya pendatang.
Baca Juga: Tips Memilih Makanan Buka Puasa Ala Kiper Persija Adixi Lenzivio
"Saya minta diperhatikan, meski kita pendatang. Saya bukan asli penduduk sini, tapi penghasilan saya dari sini, " ucap dia.
"Kami butuh perhartian pemerintah. Apa apa dilarang. Saya orang Solo. Pak Jokowi orang Solo. Saya orang PDIP tulen. Butuh perhatian pak, mau makan saja susah pak, " ucap Djumadi sambil meneteskan air mata.
Sementara itu, koordinator Agen Bus Sandoyo di Jalan Raya Bogor, Heru (56) mengaku sudah satu bulan lebih selama pandemi Virus Corona agen Bus tidak beroperasi .
Sehingga pemasukan tidak ada dan para sopir dan petugas pun sudah di rumahkan atau pulang kampung terlebih dahulu.
"Para sopir bus di kami sudah pulang kampung sejak awal Pandemi Coroan, karena tidak ada masukan dan mereka tidak dibayar. Serba bingung, tidur saja bingung, apa lagi makan. Karena kan butuh biaya untuk bayar. Mendingan mereka pulang kampung dulu sementara, " kata Heru.
Jadi sistem agen Bus di Jalan Raya Bogor ini pendapatan dari para penumpang. Kalau tidak ada penumpang otomatis tidak dapat uang untuk oprasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
Terkini
-
Jangan Sampai Terlewat! Ini Jadwal dan Cara Daftar Jabar Media Summit 2025
-
Menteri LHK Sentil Pemprov Jabar, Sebut Proyek Sampah Lulut Nambo Monumen Mangkrak 1 Dekade
-
Jabar Media Summit 2025: Ikhtiar Media Lokal Bertahan di Tengah Gempuran Disrupsi Digital dan AI
-
Dukung Akselerasi Ekonomi Kreatif Lokal, Bank Mandiri Tegaskan Komitmen dalam Road to INACRAFT
-
Teladan Sejati, Kisah H. Usa: Ulama Ciseeng yang Danai Pejuang hingga Wakafkan Seluruh Hartanya