SuaraJabar.id - Seorang bayi berumur tiga tahun yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Majalengka meninggal dunia.
Dengan alasan berasal dari zona merah, pemakaman sang balita dilakukan sesuai protokol Covid-19. Sang balita menjadi salah satu PDP di Kabupaten Majalengka yang meninggal dunia. Balita PDP Corona itu meninggal pada Selasa (26/5/2020) saat masih dirawat di RSUD Cideres.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Alimudin mengungkapkan, balita itu meninggal dunia setelah mengalami keracunan. Dia sempat beroleh perawatan di di RSU Ujung Berung, Bandung.
"Hasil diagnosa almarhum meninggal karena keracunan makanan. Sebelumnya dirawat di RSU Ujungberung," kata Alimudin seperti diwartakan Ayobandung.com, Kamis (28/5/2020).
Saat di Bandung, sang balita dijemput sang nenek untuk pulang ke Majalengka karena orang tuanya, yang berasal dari Majalengka, memutuskan bercerai.
Saat di Majalengka, sang balita dirawat di RSUD Cideres. Dengan pertimbangan asalnya dari zona merah, sang balita dikenakan status PDP dan dan dirawat di ruang isolasi.
"Di RSUD Cideres, balita ini dirawat di ruang isolasi karena berasal dari zona merah," ujarnya.
Sebelum meninggal dunia, sang balita juga sempat menjalani rapid test dan dinyatakan non reaktif. Tak hanya itu, balita ini pun menjalani pula pemeriksaan swab yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati (UGJ) Cirebon.
Namun, sebelum hasil swab keluar, sang balita menghembuskan nafas terakhir. Tak hanya penanganannya, pemakaman sang balita pun menerapkan protokol Covid-19. Alimudin meyakinkan, langkah itu dilakukan semata-mata sebagai pencegahan.
Baca Juga: Gaga-gara Corona, Pengubur Jenazah Terpaksa Pisah Kamar dengan Istri Anak
"Penggunaan protokol Covid-19 semata-mata sebagai pencegahan karena almarhum berasal dari zona merah," kata dia.
Sejauh ini, jumlah PDP yang meninggal dunia di Kabupaten Majalengka tercatat enam orang. Total PDP sendiri 50 pasien, di mana tiga pasien masih dalam pengawasan. Untuk pasien terkonfirmasi Covid-19 sendiri sejumlah enam orang dengan seorang meninggal dunia.
Dari jumlah itu, dua orang masih dalam perawatan dan tiga orang dinyatakan sembuh. Untuk orang dalam pemantauan (ODP), total mencapai 539 orang. Dari jumlah itu, sembilan orang masih dalam pemantauan dan 530 orang selesai dipantau.
Berita Terkait
-
Ini Alasan TGUPP Anies Tetap Dapat THR dan Tidak Dipotong di Tengah Pandemi
-
Mobil Murah Ini Rilis di Tengah Wabah Corona, Harga Cuma Rp 50 Jutaan
-
Gaga-gara Corona, Pengubur Jenazah Terpaksa Pisah Kamar dengan Istri Anak
-
Terungkap! Alasan Indonesia Bisa Mengalami Gelombang Kedua Covid-19
-
Ini 4 Tahapan yang Disiapkan Wishnutama di Sektor Pariwisata
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
Pilihan
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
Terkini
-
Kasih Palestina Luncurkan Program Kasih Pangan: Dari Dapur Indonesia untuk Gaza
-
Dedi Mulyadi: 86.000 Orang Lamar Kerja Lewat Aplikasi Nyari Gawe
-
Dedi Mulyadi: Patimban Harus Jadi Motor Ekonomi Baru Jawa Barat
-
Ramalan BMKG Bikin Merinding: Curah Hujan Tinggi Ancam Cianjur
-
Mengurai Benang Kusut Pengangguran Bekasi Lewat Daur Ulang Plastik, Kunci dari Pabrik Hyundai?