SuaraJabar.id - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Kota Bandung meminta uang perkuliahan dikurangi karena mereka tidak menikmati fasilitas kampus selama pandemi virus corona. Mereka menggelar aksi daring menuntut pihak kampus memberi keringanan biaya semester atau UKT. Demo itu digelar, Kamis (11/6/2020).
Selama perkuliahan di masa wabah corona, perkuliaan dijalankan secara daring, mahasiswa tidak dapat mengakses mayoritas fasilitas kampus.
Salah seorang mahasiswa UIN SGD Bandung Jurusan Jurnalistk 2017, Fakhri, menyebutkan bahwa selama pandemi berlangsung, mahasiswa tidak dapat mengakses mulai dari perpustakaan, internet kampus, hingga layanan kesehatan. Janji yang sempat beredar terkait pemotongan UKT namun batal terealisasi pun disebut menjadi salah satu sumber kekecewaan.
"Sebenarnya membayar UKT itu kewajiban mahasiswa, tapi saat ini hak yang diberikan tidak sebanding dengan yang diminta kampus, dalam hal ini uang UKT," ungkapnya kepada Ayobandung.com (jaringan Suara.com).
Pada April lalu, biaya UKT di kampus berstatus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di bawah Kementerian Agama RI sempat dijanjikan untuk dipotong.
Namun, Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan permintaan maaf pada Rabu 29 April 2019 karena pemotongan tersebut batal dilaksanakan menyusul pemangkasan anggaran dari Kementerian Keuangan senilai Rp2,6 triliun.
Batalnya pemangkasan UKT berimbas pada kampus UIN SGD Bandung. Fakhri menyebut, mahasiswa kecewa. Kekesalan pun memuncak ketika rektor mengeluarkan Surat Keputusan baru.
"Awalnya UIN ada kebijakan untuk pengurangan UKT 10%, tapi di pengumuman berikutnya enggak jadi (dipotong). Sebenarnya mahasiswa sudah kesal karena merasa dapat harapan palsu, lalu muncullah surat rektor baru," ungkapnya.
Surat yang dimaksud adalah Surat Keputusan Rektor UIN SGD BDG No: B-408/Un.05/I.1/PP.00.9/06/2020 tentang Kalender Akademik Tahun Ajaran 2020/2021. Salah satu poinnya memuat jadwal pembayaran UKT semester ganjil dan jadwal pembayaran UKT bagi mahasiswa yang akan mengikuti KKN.
"Nah mungkin saja, 'surat mendadak' ini yang memantik mahasiswa kampus untuk melakukan aksi secara virtual," katanya.
Baca Juga: 1.418 Pedagang di Jakarta Ikut Swab Test, 52 Orang Positif Corona
Berita Terkait
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Lokal untuk Lari Harian, Nyaman dan Ringan Membentur Aspal
-
Aremania Wajib Catat! Manajemen Arema FC Tetapkan Harga Tiket Laga Kandang
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
Terkini
-
Ambisi Besar Cianjur 2025: Targetkan 30 Persen Turis Bule Hingga Janji Ramzi Bereskan 'Jalur Neraka'
-
5 Fakta Skandal Rp2,1 M di Garut: Dari Ultimatum DPRD Hingga Daftar 13 Kecamatan Wajib Setor Uang
-
Terjerat Temuan BPK, Ini Daftar 13 Kecamatan di Garut yang Wajib Kembalikan Uang Negara Rp2,1 M
-
Siapa Bertanggung Jawab? BPK Temukan Rp2,1 M Harus Kembali ke Kas Negara dari 13 Kecamatan Garut
-
5 Fakta Penting Anjloknya KA Argo Bromo Anggrek di Subang, Puluhan Jadwal Kacau