Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 05 Juli 2020 | 04:00 WIB
Ilustrasi korban kekerasan seksual. (Shutterstock)

SuaraJabar.id - Sebanyak 24 korban predator anak di Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Sukabumi hingga kini masih dalam pemantauan psikolog. Langkah tersebut dilakukan untuk pendampingan agar psikologis korban yang masih berusia anak tidak terguncang.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi Yani Zatnika Marwan mengemukakan, hingga saat ini kondisi 24 anak korban FCR (23) sudah mulai membaik.

"Terakhir kemarin saya kesana mereka baik baik saja, kondisinya sehat dan tidak terlihat trauma," ujar Yani kepada sukabumiupdate.com-jaringan Suara.com pada Sabtu (4/7/2020).

Yani mengemukakan, psikolog yang mendampingi korban tidak mengalami kesulitan untuk mengarahkan. Namun untuk melakukan wawancara, hingga saat ini belum dilaksanakan karena banyaknya jumlah korban dan waktu yang terbatas.

Baca Juga: Predator Anak di Klapanunggal Dikenal Sebagai Pemusik oleh Warga Sekitar

Selain itu, P2TP2A bersama psikolog juga meminta keterangan dari orang tua yang anaknya menjadi korban kekerasan seksual FCR.

"Saya juga berbicara dengan para orang tua (korban) menanyakan perubahan apa yang terjadi pada anak anak mereka setelah kejadian itu. Jawabannya hampir sama, anaknya jadi gampang marah dan kerap mengurung di kamar," jelasnya.

Sehingga P2TP2A terus intens melakukan komunikasi dengan orang tua korban. P2TP2A juga meminta para orang tua agar lebih ketat lagi dalam mengawasi anak anaknya, terutama saat anak menggunakan Facebook.

Untuk diketahui, sebelumnya, FCR mengaku melakukan perbuatan bejat terhadap 19 korban. 

"15 orang lagi hanya pengakuan yang bersangkutan (Pelaku) dan belum ada yang mengakui memang jadi korban," jelas Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Rizka Fadhila. 

Baca Juga: Terungkap! FCR Sodomi 30 Bocah di Sukabumi, Modus Belajar Ilmu Kanuragan

Kendati demikian, pihak kepolisian tetap melakukan penelusuran terhadap 15 orang korban lainnya untuk mengecek kebenaran yang diterangkan tersangka. 

"Masih ditelusuri, bener nggak (15 anak lainnya) pernah jadi korban yang bersangkutan ini, pernah diginiin atau bagaimana," terangnya. 

Load More