SuaraJabar.id - Seorang remaja berusia 16 tahun asal Cilawu, Garut, Jawa Barat, ditemukan hanya menggunakan celana dalam setelah hilang lebih dari 31 jam di Gunung Guntur. Hal ini menimbulka kekhawatiran, mengingat suhu di atas gunung yang cukup rendah, berisiko membuat pendaki hipotermia.
Dilansir Hello Sehat, pendaki gunung dengan pakaian yang tidak memadai sangat berisiko mengalami hipotermia. Hipotermia sendiri merupakan kondisi tubuh yang bersuhu rendah di bawah 35 derajat Celcius.
Hipotermia merupakan keadaan darurat dan dapat mengancam nyawa. Hal ini dapat terjadi saat tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada produksinya, mengakibatkan Jantung, sistem saraf, dan organ lain tidak dapat bekerja dengan baik.
Gejala awal yang mungkin muncul adalah menggigil karena suhu mulai turun. Itu adalah pertahanan otomatis pada tubuh Anda terhadap suhu dingin, yaitu upaya untuk menghangatkan diri.
Baca Juga: Kisah Pendaki yang Hilang di Gunung Guntur, Ditemukan Tak Jauh dari Tenda
Secara umum, gejala dan tanda hipotermia adalah:
- Merasa kedinginan,
- Menggigil terus menerus,
- Merinding,
- Bibir berwarna biru,
- Tidak dapat menghangatkan diri,
- Kulit bayi dapat berwarna merah terang, dingin, dan sangat tidak bertenaga.
Gejala hipotermia menurut tahapannya adalah:
Ringan
Gejala kondisi ringan yang ditimbulkan adalah suhu tubuh sebesar 32,2-35, tekanan darah tinggi, menggigil, detak jantung dan pernapasan cepat, pembuluh darah menyempit, kelelahan, dan kurang koordinasi.
Sedang
Gejala kondisi yang sedang adalah suhu tubuh sebesar 28-32,2, detak jantung tidak teratur, tingkat kesedaran lebih rendah, pupil melebar, tekanan darah rendah, dan penurunan refleks.
Parah
Gejala kondisi yang termasuk kategori parah adalah kurang dari 28, susah bernapas, pupil tidak reaktif, gagal jantung, edema paru, dan jantung berhenti.
Baca Juga: Puncak Gunung Lawu Ditutupi Es, Suhunya Tembus 3 Derajat Celcius
Seiring dengan penurunan suhu tubuh, penderita akan berhenti menggigil dan akan menjadi bingung, mengantuk, dan kaku. Penderita akan berbicara cadel, bergumam, dan gagap. Denyut jantung melemah dan menjadi tidak teratur. Komplikasinya dapat berupa frosbite, gangren, chilblain dan trench foot.
Berita Terkait
-
Pendaki Gunung Lilie Wijayati Tutup Usia, Rekan Kenang Sosoknya yang 'Kuat'
-
Puluhan Pelayat Kenang Jasa Mamak Pendaki di Ibadah Penghiburan
-
Cara Menolong Korban Hipotermia yang Renggut Nyawa 2 Pendaki Carstensz Papua!
-
Ekspedisi Carstensz Berujung Duka: Dua Pendaki Meninggal, Fiersa Besari Ikut Rombongan
-
Jenazah Dua Pendaki Wanita Gunung Cartenz Dipulangkan Hari Ini ke Jakarta
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Prestasi Mendunia dan Membanggakan: BRI Raih Euromoney Private Banking Awards 2025 di London
-
Kain Tenun Ulos Kebanggaan Indonesia Sukses Tembus Pasar Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI
-
Berdayakan UMKM Go Global, BRI Hadirkan Binaannya di FHA-Food & Beverage 2025 Singapura
-
Bersinergi dengan BPKH dan Kemenag, BRI Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025
-
Direktur Utama BRI Hery Gunardi Jadi Ketum PERBANAS 20242028, Punya Berbagai Karir Cemerlang