SuaraJabar.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut ada tiga vaksin dari tiga negara yang sedang diuji coba saat ini. Ketiganya tersebut berasal dari China, Korea Selatan dan Inggris.
Namun menurut Emil, sapaan Ridwan Kamil, vaksin dari China yang hasilnya paling progesif terlihat. Dia mengungkapkan vaksin asal negeri tirau bambu tersebut sudah dites sebanyak dua kali. Lantaran, menurut aturannya, vaksin harus melalui uji coba tiga kali sebelum akhirnya digunakan oleh masyarakat.
"Jadi kita ini rencananya akan menggunakan vaksin dari tiga negara, satu dari Tiongkok, satu dari Korea dan satu dari Inggris. Tapi paling progresif, paling cepat itu dari Tiongkok, sudah dites dua kali," kata Emil dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (28/7/2020).
Terkait vaksin asal China itu, Emil menyebut sudah dites kepada 1.600 relawan di Jawa Barat. Apabila berhasil melewati tes, maka vaksin China tersebut akan disebarkan mulai Januari. Akan tetapi Emil tidak menyebut apakah vaksin tersebut bisa digunakan pada awal 2021 atau 2022.
Meski demikian, Emil tetap mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan selagi vaksin masih dalam tahap uji coba.
"Nah, sebelum vaksin dan obatnya ada ya kita jauhilah yang namanya kerumunan atau tidak memakai masker itu yang harus kita hindari. Jadi sebenarnya rumusnya itu," ujarnya.
"Jadi kesimpulan saya kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19 tapi kitanya harus AKB, adaptasi dengan kebiasaan baru, walaupun tidak nyaman kalau Nahasa Jawanya wis wayahe atau Bahasa Sundanya wayahna, vaksin dan obatnya masih otw (on the way), kira-kira itu," pungkasnya.
Sebelumnya, PT Bio Farma bersama Universitas Padjajaran (Unpad) akan melakukan pengujian vaksin Covid-19 asal China.
Dilansir dari Antara, Koordinator Uji Klinis Vaksin Covid-19 Prof Kusnandi Rusmil mengatakan bahwa penelitian uji klinis vaksin untuk mengatasi infeksi virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) akan dipusatkan di enam tempat di Kota Bandung.
Baca Juga: Kapan Vaksin Covid-19 Tersedia di Indonesia?
Tim peneliti akan memusatkan kegiatan uji klinis vaksin untuk mengatasi Covid-19 di Kampus Universitas Padjadjaran di Jalan Eyckman, Kampus Universitas Padjadjaran Dipatiukur, Puskesmas Garuda, Puskesmas Dago, Puskesmas Sukapakir dan Puskesmas Ciumbuleuit.
"Itu pusat penelitiannya. Tapi siapa pun masyarakat yang mau ikut boleh-boleh saja. Kita penelitiannya di sana, jadi kalau mau ikut silakan ke sana, nanti daftar dulu," kata Kusnandi di Balai Kota Bandung, Senin (27/7/2020).
Ia mengatakan, relawan yang ingin mendaftar mengikuti uji klinis vaksin harys memenuhi beberapa persyaratan, antara lain dalam kondisi sehat, berusia 15 hingga 59 tahun dan tidak memiliki penyakit berat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Senyum Lebar Heni Mulyani, Mantan Kades di Sukabumi yang Tilep Uang Rakyat Rp500 Juta
-
Keajaiban di Balik Insiden KA Purwojaya Anjlok di Bekasi: 232 Penumpang Dipastikan Selamat!
-
Janji Nikah dan Hadiah Palsu! Guru Honorer Pembina Seni di Sukabumi Malah Jadi Predator Anak
-
Aneh tapi Nyata! Cari Rezeki di Lahan Sendiri, Dua Warga Sukabumi Malah Terancam Denda Rp100 Miliar
-
Dedi Mulyadi Ingin Bertemu Menteri Purbaya: Kayak Ketemu Pacar Aja!