SuaraJabar.id - Tim Khusus Polres Cianjur, Jawa Barat, masih melacak keberadaan HA pengelola sekaligus direktur investasi yang diduga bodong yang sudah melarikan diri sejak satu pekan terakhir.
"Saat ini Timsus sudah melacak keberadaan terlapor dan kemungkinan dalam watu dekat akan kita giring ke Mapolres Cianjur, untuk dimintai keterangan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata Kapolres Cianjur, AKBP Juang Andi Priyanto sebagaimana dilansir Antara di Cianjur, Senin (3/8/2020).
Ia menjelaskan, setelah mendapat banyak laporan dari nasabah yang dirugikan berasal dari berbagai kabupaten di wilayah tiga Jawa Barat, pihaknya langsung membentuk tim khusus guna mendalami dan menyelidiki kasus yang merugikan nasabah hingga miliaran rupiah itu.
Bahkan pihaknya telah memasang garis polisi di rumah mewah milik terlapor guna penyelidikan lebih lanjut dan sebagai upaya antisipasi hal yang tidak diinginkan karena jumlah nasabah yang mendatangi rumah tersebut setiap hari semakin bertambah.
"Kami akan ungkap hingga tuntas kasus tersebut, terlapor akan segera kita hadirkan dan bawa ke Cianjur. Sedangkan untuk pelapor atau korban, kami persilahkan untuk melapor atau menghubungi posko khusus yang sudah didirikan di unit Satreskrim Polres Cianjur," katanya.
Sementara hingga malam menjelang nasabah yang menjadi korban investasi bodong paket kurban dan barang elektronik serta kendaraan bermotor yang melapor ke Mapolres Cianjur, terus bertambah. Bahkan petugas mencatat untuk sementara kerugian yang diderita mencapai Rp 3,6 miliar.
Sebagian besar korban berasal dari Cianjur, Sukabumi dan Bogor. Mereka mengikuti investasi paket kurban dan sepeda motor melalui ketua kelompok di masing-masing kecamatan, dengan hanya iuran per bulan mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 59.000 setiap bulan selama 10 bulan.
Berita Terkait
-
Seribuan Warga di Jabar Diduga Jadi Korban Praktik Investasi Kurban Bodong
-
Akhir Pelarian Anak Pembunuh Ayah Kandung di Cianjur
-
Diduga Dibunuh, Petani di Cianjur Tewas Telungkup Berkubang Lumpur
-
Agustus, Cianjur Buka Sekolah di 16 Kecamatan Pakai Protokol Kesehatan
-
Kisah dari Kampung Tusuk Sate, Meregang Nasib di Tengah Pandemi
Terpopuler
- 9 Potret Rumah Eko Patrio Seharga Rp150 Miliar, Ada Rooftop Pool di Lantai 4
- Kronologi Penangkapan Mahasiswa Unri Khariq Anhar di Jakarta
- Rumah Ahmad Sahroni Dijarah Massa, Bocah Pamer dapat Jam Tangan Rp 11 Miliar
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
Pilihan
-
Dari Kerudung Pink hingga Jaket Ojol: Kisah di Balik 3 Warna yang Mengguncang Aksi Demo di Indonesia
-
Dikabarkan Sudah Memberi Surat ke Prabowo di Hambalang, Ini Dampaknya jika Sri Mulyani Mundur
-
Investor Wajib Waspada! OJK Imbau Jangan Telan Mentah-mentah Rumor Unjuk Rasa
-
Lari Bukan Lagi Soal Pace: Fenomena 'Pelari Kalcer' Gen Z yang Dikonfirmasi Data Strava
-
Detik-detik Kampus di Bandung Jadi Zona Perang: Mahasiswa Dikepung dan Dihujani Gas Air Mata
Terkini
-
Soroti Insiden UNISBA, Ferry Irwandi: Gagal di Kota Lain, Mereka Brutal di Bandung!
-
Bandung Mencekam! Aparat Kepung Kampus UNISBA-UNPAS, Mahasiswa Terkurung di Dalam
-
Bye-bye Jalan-jalan ke Luar Negeri! Anggaran Dinas DPRD Jabar Dipakai Dedi Mulyadi
-
Ancaman Serius di Cianjur: Viral Ajakan Jarah Rumah 50 Anggota DPRD, Polisi Siaga Penuh
-
Skandal Korupsi CSR BI-OJK: KPK Bongkar Jaringan di Sukabumi, 6 Saksi Diperiksa Terkait Heri Gunawan