Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 05 Agustus 2020 | 10:24 WIB
Kepala Kantor Cabang Dinas Pemndidikan wilayah IV Jabar Ester Miory. (Antara)

SuaraJabar.id - Ratusan sekolah di Cianjur mulai dibuka pertengahan Agustus 2020. Kantor Cabang Dinas Pendidikan wilayah IV Jawa Barat menargetkan 120 SM/SMK sederajat di wilayah Cianjur akan menggelar kembali proses belajar mengajar secara tatap muka.

Nantinya sekolah itu menerapkan protokol kesehatan ketat serta sejumlah tahapan dan persiapan yang harus terpenuhi.

"Tahapan dan persiapan akan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah, sebagai upaya memastikan siswa yang kembali masuk sekolah aman dan terhindar dari virus berbahaya," kata Kepala Kantor Cabang Dinas Pemndidikan wilayah IV Jabar Ester Miory di Cianjur.

Sebanyak 120 sekolah SMA/SMK sederajat tersebut tersebar di 18 kecamatan yang masuk dalam zona hijau penyebaran COVID-19.

Baca Juga: Anak Kuli Bangunan di Madiun Harus Seberang Sungai untuk Belajar Online

Namun jumlah tersebut dapat berkurang sesuai dengan status terakhir masing-masing wilayah, atau sesuai target awal sebanyak seratusan lebih.

Sementara sisanya, 158 sekolah SMA/SMK sederajat yang sebagian besar terletak di wilayah utara dari Kota Cianjur, masih menunggu karena statusnya masih masuk dalam zona rawan penyebaran. Hal tersebut menunggu keputusan dari Pemprov Jabar dan Pemkab Cianjur.

Bagi sekolah yang sudah dapat melakukan proses belajar mengajar secara tatap muka, ucap dia, harus menyediakan sejumlah sarana dan prasana penunjang protokol kesehatan, seperti menyediakan tempat cuci tangan, membagi jadwal masuk siswa agar tidak terjadi kerumunan.

"Siswa dan guru diharuskan menggunakan alat pelindung diri mulai dari masker, pelindung wajah dan cairan pembersih tangan. Rencananya untuk masker dan pelindung wajah akan disediakan dari dana bantuan sekolah, namun masih dikaji," katanya.

Termasuk, kata dia, untuk guru akan dibatasi hanya yang berusia di bawah 45 tahun dan sebelumnya harus menjalani tes cepat untuk mengetahui kondisi kesehatannya, sedangkan guru yang usianya di atas 45 tahun tetap menjalani proses mengajar secara daring.

Baca Juga: Dear Mas Nadiem, Wahyu Tak Punya HP Buat Belajar Online, Nebeng Sama Teman

"Harapan kami pada saat pelaksanaan tidak ada kendala dan proses belajar mengajar dapat berjalan normal seiring penerapan adaptasi kebisaan baru dan new normal. Kami tinggal menunggu arahan dari Kepala Disdikbud Jabar, sebelum pelaksanaan dilakukan," katanya. (Antara)

Load More