SuaraJabar.id - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat (Jabar) memprediksi bakal terjadi lonjakan kasus Virus Corona dalam jangka waktu sebulan ke depan.
Peningkatan jumlah positif Covid-19 akan bertambah sekitar 2.000 hingga 3.000 kasus.
Anggota Divisi Perencanaan, Riset, dan Epidemilogi PRE-GTPP Jabar Bony Wiem Lestari mengungkapkan, peningkatan terjadi akibat angka reproduksi efektif meningkat.
Untuk rata-rata angka reproduksi efektif per 26 Juli sampai 2 Agustus itu sedikit meningkat di angka 1.23.
Baca Juga: 24 Jam Ada 2.473 Orang Indonesia Positif Corona, Kini Total 121.226 Pasien
“Jadi kami memprediksikan dari pemodelan yang dikerjakan itu akan ada penambahan kasus satu bulan ke depan sebanyak sekitar 2.200 sampai 3.000 kasus positif yang baru,” ungkapnya dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring di di GOR Saparua Kota Bandung, Jumat (7/8/2020).
Terkait pemeriksaan PCR sampai dengan Kamis (6/8/2020) kemarin, pihaknya mengungkapkan sudah di angka sekitar 171 ribu namun angka positif Red masih cukup tinggi.
“Update terakhir tanggal 28 Juli itu masih sekitar 7,5 persen. Artinya masih di atas 5 persen. Jadi ini perlu diwaspadai bersama,” ungkapnya.
Bony juga mengungkapkan terjadi peningkatan perkembangan Virus Corona di beberapa kecamatan, sehingga mempengaruhi zona hijau di kecamatan.
Terjadi penurunan, dari 247 kecamatan berzona hijau turun menjadi 228 kecamatan.
Baca Juga: Depok Zona Merah, Epidemiolo Perkirakan Corona di Jawa Barat Akan Meningkat
“Update terkait status kecamatan berzona hijau di Jabar, pada 26 Juli kita ada di 247 kecmatan, tapi kemarin tanggal 5 Agustus itu menurun menjadi 228 kecamatan. Sehingga total persentase kecamatan Zona hijau di Jabar itu sekitar 36 persen,” ungkapnya.
Terdapat tujuh kabupaten yang prosentase zona kecamatan hijau-nya di atas 50 persen, yakni Kabupaten Tasikmalaya, Sumedang, Garut, Ciamis, Cianjur, Sukabumi dan Majalengka.
Hal ini berkaitan dengan pembukaan belajar tatap muka di daerah tersebut.
“Kami dari divisi PRE masih melakukan analisis lebih lanjut di 7 kabupaten dan kota ini terkait analisis kependudukan, kemudian sarana prasarana dan juga konektifitas internet untuk terkait persiapan pembukaan sekolah,” ungkapnya.
Pihaknya mengungkapkan peningkatan terjadi akibat ditemukan kasus klaster baru. Masyarakat dihimbau untuk terus waspada.
“Jadi ini perlu diwaspadai bersama, jadi peningkatan ini terjadi antara lain dengan ditemukannya kasus klaster baru. Jadi yang kasus impor itu terjadi karena memang ada mobilitas penduduk terutama mereka yang berasal dari wilayah transmisi lokal, yang masuk ke Jabar, kemudian ada klaster perkantoran, kemudian kita juga lihat ada klastsrt keluarga, di mana sekarang mulai lebih banyak dan juga klaster tenaga kesehatan,” jelasnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
- Cari Mobil Bekas Matic di Bawah Rp50 Juta? Ini 5 Pilihan Terbaik yang Tak Lekang oleh Waktu
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Buruan Klaim! 3 Link DANA Kaget Hari Ini, Dapatkan Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu!
-
Piala Presiden 2025: Polda Jabar Terjunkan 2.632 Personel, Libatkan Jibom Amankan Si Jalak Harupat
-
8 Link DANA Kaget 3 Juli 2025, Segera Klaim Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu
-
Welas Asih Nama Baru RSUD Al-Ihsan, Dedi Mulyadi Beberkan Maksud di Baliknya
-
Gempa Frekuensi Rendah di Tangkuban Parahu Tembus Rekor: Aktivitas Masih Normal