Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 07 Agustus 2020 | 18:54 WIB
Petugas memeriksa suhu tubuh warga saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bandung Raya, Setiabudi, Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/4). [ANTARA FOTO/M Agung Rajasa]

SuaraJabar.id - Sebanyak 23 pegawai negeri sipil atau PNS Kabupaten Bandung positif corona. Kebanyakan dari mereka dari Dinas Kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Grace Mediana mengatakan baru 23 orang itu yang terkonfirmasi positif corona.

"Untuk ASN, ada 23 kasus positif. Telah diisolasi semuanya," tutur Grace saat dihubungi, Jumat (7/8/2020).

Dari 23 kasus positif covid-19 di kalangan PNS Kabupaten Bandung sebagian besarnya merupakan tenaga medis dan bekerja di bawah dinas kesehaan.

Baca Juga: Viral Bakso Dimasak Langsung dengan Mangkoknya, Ini Kata Pakar Plastik!

Secara rinci Grace mengatakan, 14 asn positif merupakan tenaga medis di puskesmas, 4 asn bertugas di RSUD Soreang, 1 petugas administrasi Dinkes, 1 pegawai dinsos, sisanya pegawai dispakan.

Banyaknya tenaga medis yang terkonfirmasi dikarenakan mereka menjadi garda terdepan dalam penanganan medis.

Sehingga risiko terpapar virus lebih besar.

Menurut Grace, pelayanan tempat tenaga medis bertugas, untuk sementara ditutup. Dia menyontohkan, dua polikilinik di RSUD Soreang ditutup sementara, pun dengan layanan Ibu dan anak di Puskesmas Baleendah.

"Dibuka lagi setelah selesai melakukan tracing dan isolasi. Bukan puskesmas atau RS-nya yang ditutup, tapi layanan tempat tenaga kesehatan bertugas," tutupnya.

Baca Juga: Persib Bandung akan Siarkan Proses Latihan Tim via YouTube

Masih akan meningkat

Epidemiolog Universitas Padjajaran Bandung mengungkapkan kasus corona di Jawa Barat diperkirakan akan terus meningkat selama 1 bulan ke depan. Sebab masih ada daerah yang pertumbuhan positif corona paling banyak.

Epidemiolog Unpad Bony Wiem Lestari mengatakan, pada periode 27 Juli hingga 2 Agustus 2020, terdapat satu daerah di Jabar yang masuk menjadi zona resiko tinggi, yakni Kota Depok.

Hal ini menunjukan adanya tren peningkatan zona resiko Covid-19 di kota/kabupaten di Jabar.

"Sejak mulai relaksasi PSBB 26 Juni 2020, tren peningkatan zona resiko terjadi. Di minggu periode 20-26 Juli, kita hanya punya 9 daerah di zona sedang, dan tidak ada yang masuk resiko tinggi. Minggu ini ada yang masuk resiko tinggi," ungkapnya dalam konferensi pers di GOR Saparua Bandung, Jumat (7/8/2020).

Jumlah daerah di zona sedang saat ini yang mencapai 9 kota/kabupaten juga mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Load More