SuaraJabar.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan daerahnya paling rawan terhadap virus corona. Ini dikatakan Ridwan Kamil di depan Presiden Joko Widodo.
Provinsi Jabar yang berpenduduk hampir 50 juta jiwa, masuk dalam kategori daerah paling rawan terhadap paparan COVID-19.
"Jabar sendiri kalau dalam teori kerawanan, kami ini pak (Presiden) paling rawan karena jumlah penduduknya 50 juta, karena COVID-19 adalah penyakit yang berhubungan dengan jumlah populasi, maka kami punya potensi (kerawanan) yang paling tinggi," kata Ridwan kepada Presiden Joko Wido saat rapat koordinasi di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Selasa (11/8/2020).
Namun, kata Ridwan Kamil, berkat kekompakan yang terjalin antara Pemprov Jabar dengan 27 kabupaten/kota yakni dengan selalu menggelar rapat koordinasi penanggulangan COVID-19 selama empat bulan ini, maka kasus penyebaran virus corona di wilayah ini bisa dikendalikan.
"Kita selalu rapat setiap Senin selama empat bulan terakhir. Kasus di kami (Jabar) yang aktif kurang lebih tinggal 2.900, yang sembuh sudah 4.400, total penduduk sebesar 50 juta, kami di urutan kelima (nasional)," ujarnya.
Menurut dia, salah satu keputusan terbaik dalam penanggulangan COVID-19 di Jabar adalah mengikuti arahan Presiden Joko Widodo yakni melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
"Kami meng-PSBB-kan seluruh provinsi, itu keputusan paling masif mengendalikan 50 juta manusia di 27 kota/kabupaten, perbatasannya kita atur. Dengan PSBB skala provinsi, bapak bisa melihat grafik reproduksi (COVID-19) kami rata-rata terkendali di bawah satu karena pembatasan sosial," kata dia.
Oleh karena itu, kata Ridwan Kamil, pihaknya melihat dengan situasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) saat ini, pihaknya bisa menggunakan teori yang disampaikan Presiden Jokowi yakni dengan "teori gas dan rem" untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 di Provinsi Jabar.
"Nah ini juga mengakibatkan kapasitas rumah sakit di Jabar hanya 31 persen, jadi memang apakah ini juga sama di level nasional. Di jabar dari 2.900 (yang positif COVID-19) itu 70 persennya memang OTG (orang tanpa gejala) juga, jadi yang dirawat hanya 30 persen dari 2.900 yang kena," kata dia.
Baca Juga: Gubernur Sumsel Tak Mau Langsung Buka Sekolah saat Pandemi, Risiko Tinggi
Gas dan rem
Jokowi mengingatkan pentingnya kepala daerah di Jawa Barat dalam menerapkan prinsip gas dan rem untuk menangani persoalan kesehatan dan ekonomi karena pandemi COVID-19.
"Urusan kesehatan dan ekonomi ini dua hal yang sama-sama penting, tidak bisa kita hanya mengurusi urusan COVID-19, urusan kesehatan tapi urusan ekonominya tidak diurus karena akan menimbulkan masalah sosial ekonomi di masyarakat. Berulang saya sampaikan gas dan rem oleh bupati, wali kota, gubernur agar manajemennya dikendalikan dengan baik," kata Jokowi di markas Kodam III/Siliwangi.
Jokowi menyampaikan hal itu dalam arahan penanganan COVID-19 terintegrasi di Provinsi Jawa Barat di Posko Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 di markas Kodam III/Siliwangi.
"Saya ingin mengingatkan kembali urusan bantuan sosial agar dicek betul, jangan sampai ada kondisi masyarakat yang kekurangan sembako. Kita memiliki kemampuan memberikan (sembako) itu kepada masyarakat, tolong disampaikan kalau ada hal yang perlu dibantu pemerintah pusat," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa pemerintah pusat juga telah mengucurkan berbagai bantuan sosial bagi berbagai lapisan masyarakat, seperti Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Bantuan Langsung Tunai, Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, subsidi bunga UMKM, yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah dan terdampak pandemi COVID-19 yang menyasar 29 juta keluarga paling miskin atau sekitar 120 juta penduduk Indonesia yang paling miskin.
Berita Terkait
- 
            
              Keracunan MBG di Lembang, 201 Siswa dan Guru Dirawat
- 
            
              Pabrik Aqua Disidak KDM: Dituduh Penyebab Banjir, Padahal Dulu Dapat Penghargaan Ridwan Kami
- 
            
              Tari Kolosal Jaipong Warnai Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Ciamis
- 
            
              Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
- 
            
              Babak Baru Kasus Ridwan Kamil, Lisa Mariana Singgung Hasil Tes DNA dan Bukti Tambahan
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              76 Izin Tambang Baru Terbit di Jabar, Kadis ESDM: Arahan Dedi Mulyadi..
- 
            
              Dugaan Korupsi Anggaran 2025, Wakil Wali Kota Bandung Dicegah ke Luar Negeri?
- 
            
              Viral Detik-Detik Polisi Kepung Simpang Bappenda! Puluhan Motor Balap Liar Kocar-Kacir di Cibinong
- 
            
              Kasus Korupsi Anggaran 2025, Kejaksaan Sita Ponsel-Laptop Usai Periksa Wakil Wali Kota Bandung
- 
            
              Jalur Utama Bandung-Cianjur Lumpuh Total! Pohon Tumbang Blokir Akses, Antrean Kendaraan Mengular