SuaraJabar.id - Pandemi Covid-19 yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan aktivitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah terpaksa dihentikan sementara.
Alternatif pembelajaran jarak jauh pun menjadi pilihan pemerintah. Namun, persoalan tersebut ternyata berdampak pada siswa yang tidak memiliki telepon seluler (ponsel) pintar berbasis android.
Kenyataan tersebut seperti yang dihadapi siswa SDN Tegallega Desa Tegallega Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi. Banyak siswa yang tidak bisa belajar karena keterbatasan tersebut.
Lantaran itu, seorang guru honorer yang bertugas di sekolah tersebut akhirnya memutuskan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dengan melakukan pertemuan.
Emat Muslihat, Guru Honorer yang mengajar di SDN Tegallega, secara sukarela menyambangi siswanya mulai Senin hingga Kamis.
Keputusan tersebut dilakukannya, agar anak didik tetap bisa belajar meski di tengah pandemi Covid-19 yang kian mengganas.
"Saya keliling tiap hari Senin sampai Kamis. Mulai kegiatan belajar pukul 07.15 WIB hingga pukul 12.30 WIB. Setiap kelompok kegiatan belajar selama satu jam, dengan memakai protokol kesehatan, seperti pemberian masker dan hand sanitizer, sebelum belajar," katanya kepada Sukabumiupdate.com-jaringan Suara.com pad Selasa(18/8/2020).
Emat menjelaskan, jumlah siswa di SDN Tegallega semuanya berjumlah 250 orang.
Namun yang diajarnya hanya kelas III dengan total 37 siswa.
Baca Juga: Belajar Online di Tenda Wifi Gratis
Lantaran itu, dia bersiasat untuk membagi waktu jam pelajaran menjadi empat kelompok, berdasarkan jarak yang berdekatan.
"Kadang harus mengantarkan anak-anak karena kasihan. Ada yang harus menempuh jarak 500 meter hingga tiga kilometer. Jadi selain berkunjung ke empat kelompok, juga mengantarkan anak-anak," ungkapnya.
Emat yang sudah mengabdi sejak tahun 2002 ini mengaku, aktivitasnya tersebut dianggapnya sebagai kewajiban seorang guru.
Meski saat ini, dia hanya menerima honor per bulan Rp 600 ribu, dia mengaku akan tetap semangat menjalankan kewajibannya untuk keliling mengunjungi siswa.
"Kegiatan belajar luring baru satu bulan efektifnya. Bulan kemarin juga dilakukan namun tidak setiap hari. Jadi sekarang ini tiap hari menelusuri jalan desa dan masuk gang."
Lebih lanjut, dia mengatakan, anak didiknya bukan tidak mau melakukan pembelajaran melalui sistem daring.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Dedi Mulyadi Murka Dituding Timbun Dana Rp4,17 T, Tantang Menkeu Purbaya Buka Data Daerah Lain
-
Geger! Respons Pemangkasan Dana Pusat, Dedi Mulyadi Pangkas Jam Kerja ASN di Jabar
-
Duet Rudy-Jaro Ade Pecah! Kompak Turun Tangan Binasakan Jutaan Rokok Ilegal di Pakansari
-
Khofifah Ajak Santri Kuasai Teknologi: Siap Bela Lirboyo, Siap Bela Indonesia!
-
Puluhan Pelajar Purwakarta Keracunan Massal Pasca Acara Merah Putih, Tiga Kritis Dirujuk ke RS