Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 24 Agustus 2020 | 19:29 WIB
Cerita transpuran di Bandung. (Suara.com/Emi)

Sentimen lain yang ia dapat ketika masih berada di lingkungan lama tempat tinggalnya yang terletak tidak jauh dengan Universitas Islam Negeri Bandung. Beberapa tetangga sering menghasut masyarakat lain untuk tidak berbelanja padanya. Ada ajakan untuk tidak membeli dagangannya karena ia seorang transpuan.

“Jangan beli di waria, mereka itu kotor, jijik. Mereka hasut seperti itu,” kenang Joya.

Joya dan Luvhi berharap masyarakat dan pemerintah bisa membuka mata, untuk lebih memperhatikan transpuan sebagai sesama warga negara. Jika masyarakat dan pemerintah menerima dan memberi kesempatan secara adil, menurut keduanya, transpuan juga bisa bekerja profesional dan kreatif.

Kini, Indonesia telah memasuki usia 75 tahun, di usia kemerdekaan yang sudah semakin matang ini, nampaknya kemerdekaan dan kebesaan belum sepenuhnya dirasakan oleh sebagian masyarakat. Transpuan menjadi contoh nyata, bagaimana kebebasan dan keadilan itu belum sepenuhnya dirasakan di Indonesia.

Baca Juga: Heboh Warga Antre di Pengadilan Agama Soreang Mau Ajukan Cerai

Kontributor : Emi La Palau

Load More