Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 24 Agustus 2020 | 19:29 WIB
Cerita transpuran di Bandung. (Suara.com/Emi)

Jarum jam menunjuk ke angka sepuluh, Arin duduk seorang diri siang itu. Tatapan kosong, Arin merenung karena resah dan gelisah.

Arin sudah 7 bulan tidak bayar kontrakan.

“Lagi nganggur, tidak punya uang," Arin ketika ditemui SuaraJabar.id, Minggu (26/7/2020) lalu.

Arin tinggal di rumah sewa berukuran kira-kira 3 x 3 meter. Rumahnya berlokasi di pemukiman padat penduduk di kawasan Sindangasih, Kota Kembang.

Baca Juga: Heboh Warga Antre di Pengadilan Agama Soreang Mau Ajukan Cerai

Sejak virus corona merebak di dunia Akhir 2019 lalu, Arin sudah terdampak. Terlebih ketika COVID-19 masuk Indonesia Maret 2020.

Kini, Arin menganggur dan tak ada yang bisa dilakukan. Terhitung sejak Januari, ia tidak bekerja. Selama itu pula belum memiliki penghasilan.

Arin (Suara.com/Emi)

Untuk bertahan Arin hidup dari utang ke utang. Dia meminjam uang dari keluarga, teman sampai rentenir.

"Kemarin 3 kali pinjam ke temen Rp 300 ribu, dari orangtua sebesar Rp 450 ribu dan ke rentenir Rp 500 ribu,” papar dia.

Sebelum menganggur, Arin adalah sukarelawan kegiatan sosial. Salah satunya di Komisi Penanggulangan Aids di Bandung.

Baca Juga: Viral Antrean Panjang Orang Daftar Cerai di Pengadilan Agama Bandung

Dia juga pernah menjadi staf penjangkau lapangan dari Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Srikandi Pasundan untuk beberapa waktu.

Load More