Serba bisa, mantan pengamen jalanan itu juga ahli merias pengantin. Sesekali, ia membantu teman merias pengantin jika sedang ada panggilan, upah yang didapat sekali merias pengantin Rp 150 ribu. Arin juga bisa memijat dengan tarif Rp 100 ribu, namun kondisi semakin sulit kala pandemi.
Jangankan untuk membayar kontrakan, untuk sekadar makan dan membeli kopi saja Arin masih kebingungan.
“Sudah 7 bulan tidak ada kerja, apalagi ditambah corona, makin tidak ada kerjaan,” ujarnya.
Bantuan dari pemerintah sama sekali tidak didapat, ia hanya mengandalkan bantuan dari komunitas transpaun dan komunitas lain yang membantu.
Baca Juga: Heboh Warga Antre di Pengadilan Agama Soreang Mau Ajukan Cerai
“Bantuan dari pemerintah tidak ada, tidak berharap juga dapat, jadi paling bantuan dari teman saja,” ungkapnya.
Beberapa puluh meter dari tempat Arin, transpuan lainnya Dara bernasib sama. Di usianya yang sudah 50 tahun, Dara tinggal berdua bersama ibunya yang sudah lanjut usia. Di kontrakan yang sempit, ia membuka usaha salon.
Pandemi corona juga memukul usaha jasa riasnya. Tak ada pelanggan, lembaran uang pun tak terlihat
Akhirnya Dara kembali mengamen untuk bertahan hidup.
“Mau tidak mau harus turun ke jalan, setidaknya bisa untuk beli makan,” ujarnya.
Baca Juga: Viral Antrean Panjang Orang Daftar Cerai di Pengadilan Agama Bandung
Dara bercerita sudah sejak pekan ketiga Maret 2020, setidaknya tiga konsumen yang harusnya menggunakan jasa rias pengantinnya, tetapi dibatalkan.
Tujuh bulan berselang sampai saat ini, tidak ada pelanggan.
“Padahal kemarin lumayan uangnya bisa dipakai biaya keseharian,” ungkapnya.
Sementara itu, jauh di pinggiran Timur Bandung, hal serupa dialami oleh transpuan lainnya, Joya (35). Pandemi juga berimbas pada usaha salon dan rias pengantinnya. Ia berusaha keluar dari zona nyaman. Terpaksa harus membuka usaha lain untuk bisa bertahan hidup dan menggaji dua karyawannya.
Siang itu, SuaraJabar.id berkesempatan mengikuti aktivitas
untuk berbelanja di Pasar Gedebage, yang berada di pinggiran Kota Bandung. Matahari cukup terik, asap knalpot kendaraan berpadu dengan debu jalanan, membuat gerah.
Berita Terkait
-
Persib Bandung Jadi Tuan Rumah, Piala Presiden 2025 Undang Oxford United FC
-
Aturan Jam Malam Pelajar di Bandung Mulai Diberlakukan
-
Berkah Dipanggil Timnas Indonesia, Persib Perpanjang Kontrak Beckham Putra
-
Hadir di 3 Kota, Social Chic 2025 Gelar Festival Fashion & Beauty
-
Pulang Kampung, Bojan Hodak Bocorkan Rencana Jadwal Latihan Persib Bandung
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
Timnas Indonesia Kembali Tergusur, Berikut Klasemen Grup C Jelang Laga Penentuan
-
Ricky Kambuaya: Si Anak Pendiam yang Bikin Patrick Kluivert Jatuh Cinta
-
Patrick Kluivert Bongkar Kekurangan Timnas Indonesia Kalahkan China: Kami Tidak...
-
BREAKING NEWS! Timnas Indonesia Lolos Babak Keempat, Nawaf Alaqidi Ikut Bantu
-
Hasil Timnas Indonesia vs China: Gol Ole Romeny Bawa Garuda Naik ke Peringkat 3 Grup C!
Terkini
-
Bangkai Macan Tutul Jawa Ditemukan Membusuk di Garut, Diduga Akibat Jebakan
-
Tips Merancang Kegiatan Produktif Saat Liburan Idul Adha
-
Terungkap di Sidang Korupsi NPCI Jabar: Saksi Beberkan Kevin Fabiano Beli Sepatu Sesuai Anggaran
-
Mengerikan! Begini Kondisi Air Liur Para Perokok
-
Jusuf Kalla Minta Pemerintah Jangan Hanya Salahkan Preman, Tapi..