Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 24 September 2020 | 06:05 WIB
Foto udara Stadion Si Jalak Harupat di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/6/2020). PSSI telah menetapkan enam stadion termasuk Stadion Si Jalak Harupat sebagai tempat penyelenggaran Piala Dunia U-20 2021 di Indonesia yang akan segera di revitalisasi sesuai dengan standar FIFA oleh Kementerian PUPR. [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp]

SuaraJabar.id - Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung terpilih sebagai salah satu dari enam stadion penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada 20 Mei hingga 11 Juni 2021.

Selain SJH, ada lima stadion di Indonesia lainnya yang bakal menggelar laga Piala Dunia U-20 2021, yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Stadion I Wayan Dipta Gianyar Bali, Stadion Manahan Solo, dan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.

Stadion Si Jalak Harupat dan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring menggantikan Stadion Mandala Krida Yogyakarta dan Stadion Pakansari Bogor yang sebelumnya sempat disebut sebelum PSSI berkomunikasi dengan FIFA.

Tentu menjadi sebuah kebanggaan bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya, sebab mereka bisa melihat aksi-aksi calon pemain bintang Eropa dari dekat. Para pemain bintang Eropa yang berpotensi memperkuat negaranya seperti Takefusha Kubo (Jepang/Villareal), Ansu Fati (Spanyol/Barcelona), hingga Bukayo Saka (Inggris/Arsenal).

Baca Juga: Waduh! Lapangan Piala Dunia di Solo Jadi Tempat Menjemur Batik

Stadion Si Jalak Harupat sendiri berlokasi di Desa Kopo dan Cibodas, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Stadion berkapasitas 27.000 penonton ini dibangun pada 2003.

Dalam proses pembangunannya, Pemerintah Kabupaten Bandung mengeluarkan dana sebesar Rp67 miliar dan menjadikan stadion ini sebagai stadion termegah di Kabupaten Bandung.

Stadion Si Jalak Harupat juga menjadi saksi bisu perjalanan Persib Bandung dalam merebut juara Liga 1 Indonesia musim 2014. Namun lambat laun, kehadirannya sempat terpinggirkan oleh megahnya stadion baru di pusat Kota Bandung, yakni Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

GBLA kemudian menjadi markas baru Persib, sebelum akhirnya kembali ke rumah lamanya karena ada permasalahan antara pihak pengembang dan Pemkot Bandung sejak musim 2019 sampai sekarang.


Event Internasional
Stadion Si Jalak Harupat sempat beberapa kali direnovasi, tujuannya menyambut berbagai event nasional dan internasional. Pada 2018, Si Jalak Harupat dipilih sebagai salah satu stadion penyelenggara babak penyisihan sepak bola di Asian Games.

Baca Juga: Sambut Piala Dunia U-20, Renovasi Stadion GSJ Ditarget Selesai Maret 2021

Kala itu, Si Jalak Harupat menjadi tuan rumah Grup E yang diisi oleh Kirgistan, Malaysia, Bahrain, dan Korea Selatan.

Bintang Liga Inggris, Son Heung Min, pernah mencicipi rumput Si Jalak Harupat. Saat itu ia memikul beban berat harus bisa membawa Korea Selatan juara atau ikut wajib militer. Meski pada akhirnya Korea Selatan berhasil meraih medali emas setelah menang atas Jepang 2-1.

Si Jalak Harupat juga tergolong stadion komplet. Dalam komplek stadion terdapat 11 venue yang bisa digunakan untuk perhelatan olahraga dan berstandar nasional. Seperti lapangan panahan, akuatik, softball, hingga hoki.

Terbaru, pengelola baru saja meresmikan lapangan latihan yang lokasinya masih di dalam komplek Si Jalak Harupat yakni lapangan Sabilulungan. Lapangan ini sebagai pelengkap syarat dari FIFA yang mewajibkan setiap stadion penyelenggaraan Piala Dunia memiliki empat lapangan pendukung.


Si Jalak Harupat Mulai Bersolek
Setelah ditetapkan sebagai salah satu venue Piala Dunia U-20, Stadion SJH mulai bersolek. Setelah PSSI memantau situasi stadion dengan membawa syarat-syarat standar FIFA, ada tiga poin utama yang harus dibenahi di Stadion Si Jalak Harupat yakni penambahan kapasitas lampu dari 2.000 lux menjadi 2.500 lux.

Kemudian sound sistem/pengeras suara yang kini hanya berada di area dalam stadion harus ditambah hingga area luar stadion. Lalu lintasan atletik di dalam stadion utama yang harus ada.

"Lampu stadion standar FIFA itu 2.500 lux, sedangkan di SJH ini baru 2.000 lux. Tambahan fasilitas audio sistem juga dibutuhkan," ujar Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung Marlan Nirsyamsu dilansir Antara, Rabu (23/9/2020).

Sementara sisanya, dianggap sebagai perbaikan minor. Artinya, fasilitas pendukung hanya tinggal dilakukan perbaikan-perbaikan seperti penggantian kursi yang rusak, pengecatan, area taman, hingga area lainnya.

Di sisi akses, Stadion Si Jalak Harupat dianggap sudah memadai dengan hadirnya tol Soroja (Soreang-Pasirkoja). Awalnya, akses menuju stadion sangat sempit hanya bisa dilewati dua kendaran saja. Kini adanya tol Soroja, bus bisa langsung menuju pintu gerbang utama stadion tanpa harus berjibaku dengan kemacetan di jalan Kopo.

"Untuk rumput kita tinggal menjaga perawatannya, sebab dulu digunakan untuk Asian Games. Tak ada masalah untuk rumput yang notabene pengerjaannya lama," ujar kepala UPTD Stadion Si Jalak Harupat Raden Mulyana.

Proses Renovasi
Stadion Si Jalak Harupat tidak masuk dalam prioritas pembenahan dari pemerintah pusat. Adapun kewenangannya diserahkan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten yang ditunjuk sebagai subpanitia sesuai Instruksi Presiden nomor 8 tahun 2020.

Atas Inpres itu, Pemkab Bandung sudah menjajaki koordinasi dengan Pemprov Jabar soal anggaran yang diperlukan untuk melakukan penambahan dan perbaikan fasilitas. Sehingga belum diputuskan berapa nilai yang dibutuhkan.

"Untuk nilai masih tentatif yah besarannya, Pak Gubernur nanti yang memutuskan berdasarkan hasil koordinasi dengan kita sesuai rekomendasi PSSI dan FIFA," ujar Sekretaris Dispora Kabupaten Bandung, Irvan Ahmad.

Ia berharap anggaran bisa diputuskan dan turun dalam APBD perubahan, apabila harus menunggu dalam APBD murni maka persiapan akan semakin mepet dan menyulitkan dalam proses renovasi.

"Jadi setelah nanti anggaran diputuskan, maka kita akan langsung bergerak demi menyukseskan penyelenggaraan Piala Dunia," tandas Irvan.

Load More