SuaraJabar.id - Pemerintah Kota Bandung akan meningkatkan level kewaspadaan demi mencegah penyebaran virus Corona.Level kewaspadaan ditingkatkan setelah Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengumumkan Kota Bandung masuk zona merah atau dengan penyebaran Covid-19 cukup tinggi.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menduga masuknya Bandung ke kategori zona merah akibat tingginya mobilitas warga yang masuk ke Kota Bandung. Pihaknya mengaku kesulitan mengatur tingginya mobilitas warga.
“Bagaimana kita mengendalikan ini tidak mudah, karena Bandung ini adalah pusat orang bekerja dan beraktifitas,” ungkapnya ditemui di Balai Kota Bandung, Senin (5/10/2020).
Ema mengatakan, dengan kondisi Bandung yang kembali ke zona merah, pihaknya akan memaksimalkan level kewaspadaan. Tracing dan tracking kasus akan makin digencarkan. Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan tracing kepada 7.300 tenaga kesehatan.
“Jangan kaget kalo Bandung tetap di zona merah karena kita terus melakukan tracing dan pengecekan,” katanya.
Ema menjelaskan, dengan naiknya status Kota Bandung ke merah, maka pihaknya akan melakukan pengetatan pada lingkup RT dan RW. Pihaknya sepakat bahwa semua keluarahan yang memiliki kasus positif akan diterapkan PSBMK.
“Kalau kemarin yang banyak kasus (lebih dari 2 atau tiga kasus), tapi karena dengan kewaspadaan label merah, kita sepakat berapa pun kasus di kelurahan itu akan PSBMK,” tambahnya.
Pihaknya kata Ema, mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab Kota Bandung kembali ke zona merah. Ia mengatakan bahwa pihak Pemprov Jabar belum memberikan rincian penyebabnya. Namun pihaknya mengaku hingga saat ini Kota Bandung masih terkendali dengan angka reproduksi 0.79.
“Kita belum konfirmasi ukurannya dilihat dari mana, kami mengharapkan pemrov memberi penjelasan,” katanya.
Baca Juga: 70 Lebih ASN Dishub DIY Ikuti Tes Swab Usai 8 Pegawainya Positif Covid-19
Dengan kondisi seperti ini, Ema mengatakan pihaknya mempercepat evaluasi dan rapat terbatas bersama Forkopimda.
Meski begitu, Ema menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melakukan PSBB, namun akan menerapkan PSBM di tingkat RT RW. Ia berharap masyarakat sadar dan disiplin untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Harapannya masyarakat bisa sadar, dan tetap protokol kesehatan,” tutupnya.
Kontributor : Emi La Palau
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Cirebon Darurat! Banjir Rendam 22 Desa, Lebih dari 6.500 Warga Terdampak
-
Rute Eksotis Jakarta-Cianjur Batal Dilayani KA Jaka Lalana, Ternyata Ini Penyebabnya
-
Iwan Suryawan Minta Pejabat Jabar Gugurkan Cuti Massal Nataru, Prioritaskan Siaga Cuaca Ekstrem
-
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci BRI untuk Menaikkelaskan UMKM
-
Bye-bye Macet Limbangan! Target Tuntas Tol Cigatas Tembus Garut-Tasik 2027