Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 26 Oktober 2020 | 13:14 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat memberikan keterangan pers bersama di Istana Elysee Paris, Minggu (10/12/2017). [Philippe Wojazer/AFP]

SuaraJabar.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara mengenai tindakan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menyudutkan Islam.

Tudingan ini dilontarkan Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi. Ia menuding Presiden Prancis Emmanuel Macron menyuburkan Islamophobia karena secara tidak langsung mendukung penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW melalui karikatur.

"MUI menilai bahwa Macron secara tak langsung telah mendukung gerakan Islamphobia," kata Muhyiddin kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/10/2020).

Sebelumnya, seorang guru di Prancis dibunuh karena mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad SAW yang menurut umat Islam sebagai penghinaan.

Baca Juga: Sumpah Presiden Macron: Kaum Islamis Tidak akan Tidur Nyenyak di Prancis!

Kasus terkait penistaan Nabi Muhammad juga dilakukan media setempat oleh Charlie Hebdo yang beberapa kali menerbitkan konten bernada satir terhadap nabi umat Islam tersebut.

Presiden Macron sendiri kebanjiran kritik dari umat Islam dunia karena meminta Muslim agar belajar toleransi saat berada di Prancis. Orang nomor satu di Prancis itu juga mengecam pelaku pembunuhan atas wartawan Charlie Hebdo yang arahnya mendukung gerakan Islamphobia.

Muhyiddin mengatakan Prancis sendiri dalam sejarah tercatat sebagai salah satu kolonialis dunia yang sangat rasialis dan kejam atas warga jajahan mereka di dunia, terutama di Benua Afrika.

"Tak aneh jika reaksi atas sikap Macron dari dunia Islam cukup keras di mana beliau diminta untuk menarik pernyataannya. Beberapa negara di Timur Tengah sudah mengancam akan melakukan embargo terhadap produk Prancis," kata dia.

Waketum MUI mengatakan Macron harus belajar banyak tentang toleransi beragama, terutama Islam. Kebebasan tanpa batas dan melawan norma justru akan mengakibatkan kegaduhan dan kekacauan.

Baca Juga: MUI Akan Bikin Fatwa Politik Dinasti dan Komunisme

Load More