Kami juga tidak menghina simbol-simbol agama lain. Itu benar.
Berbagai negara telah memboikot produk-produk Perancis. Tidak hanya umat Islam yang memprotes Anda, tetapi juga semua orang yang memahami arti rasa kebenaran dan keadilan. Mereka juga menentang Anda sekarang.
Dan terakhir, Bapak Presiden, jika Anda ingin dunia tahu bahwa Perancis adalah negara yang mencintai peramaian, Anda harus meminta maaf kepada seluruh umat Islam di seluruh dunia.
Demikian
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana untuk membela nilai-nilai sekuler Prancis dan menyebut agama Islam dalam krisis yang memicu perdebatan.
Menyadur Al Jazeera, Presiden Macron menyampaikan gagasan tersebut dalam pidatonya pada hari Jumat (2/10), dengan menegaskan tidak ada konsesi yang akan dibuat dalam upaya baru untuk mendorong agama keluar dari pendidikan dan sektor publik di Prancis.
"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini, kami tidak hanya melihat ini di negara kami," katanya.
Ucapan itu kemudian menuai kecaman dari berbagai pihak, terutama negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.
Pada Sabtu (31/10/2020), Macron kemudian membuka suara atas polemik yang timbul akibat pernyataannya yang dianggap islamofobia itu. Ia menjelaskan jika pernyataannya itu muncul tak lepas dari kasus seorang remaja yang memenggal kepala gurunya karena sang guru menunjukkan akrikatur Nabi Muhammad saat pelajaran.
Baca Juga: Fasih Berbahasa Prancis, Neno Warisman Kirim Surat Terbuka Buat Macron
Macron memahami muslim marah karena kartun Nabi Muhammad. Tapi dia menilai itu bukan alasan untuk melakukan kekerasan.
Macron memberi kesempatan wawancara kepada jaringan televisi Arab Al Jazeera. Wawancara itu disiarkan pada Sabtu.
Selama wawancara, Macron mengatakan Prancis tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan. Ia akan membela hak kebebasan berekspresi, termasuk penerbitan kartun.
Namun, presiden Prancis itu menekankan bahwa tidak berarti dirinya atau para pejabatnya mendukung kartun-kartun itu yang oleh Muslim dianggap menghujat, juga tidak berarti bahwa Prancis anti Muslim.
"Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang-orang terkejut dengan kartun ini. Tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik karena kartun ini, dan saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir, menggambar," kata Macron, menurut transkrip wawancara yang dirilis oleh kantornya.
"Peran saya adalah menenangkan segalanya, itulah yang saya lakukan, tetapi pada saat yang sama, melindungi hak-hak ini," menurut dia.
Berita Terkait
-
Fasih Berbahasa Prancis, Neno Warisman Kirim Surat Terbuka Buat Macron
-
Kesalahan Terbesar Macron, Menyamakan Islam dan Teroris
-
Rocky Minta Dipanggil "Muhammad Rocky Gerung", Warganet: Alhamdulillah
-
4 Fakta Muncul Nama Muhammad Rocky Gerung dan Bikin Heboh
-
Reaksi Mengejutkan Rocky Gerung Disebut Bakal Sandang Nama Muhammad
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Joget Penuh Kemewahan! Viral Video Pesta Diduga Anggota PAN Ini Bikin Publik Geram
-
Bandung Diterjang Badai! Pohon Beringin Raksasa di Alun-Alun Ujung Berung Tumbang
-
Karyawan Ruko Ini Tewas Setelah 3 Hari Berjuang Melawan Luka Bakar Akibat Truk BBM Terguling
-
Penjara Bukan Solusi? Jabar Uji Coba Pidana Kerja Sosial, Bersih-bersih Tempat Ibadah Jadi Opsi
-
Ada Apa? Dedi Mulyadi ke Ruang Kerja Kepala Kejari Purwakarta