SuaraJabar.id - Dua perempuan bersaudara, VA dan VI diamankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat diduga melakukan banyak penipuan dengan modus penggunaan bukti transfer palsu.
Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Pol. Erdi A. Chaniago mengatakan, keduanya diduga telah melakukan penipuan dengan berbagai modus sebanyak 92 kali.
"Jadi, modusnya adalah mengirimkan bukti transfer bahwa yang bersangkutan sudah membayar kepada seseorang atau perusahaan yang dia pesan barangnya, kemudian barangnya dikirimkan," kata Erdi menjelaskan.
Menuru dia, kerugian dari berbagai korban aksi penipuan bukti transfer palsu itu ditaksir hampir mencapai Rp1 miliar.
Berdasarkan pemeriksaan, para tersangka diduga memalsukan bukti transfer dengan menggunakan aplikasi pengeditan foto atau gambar.
"Mereka melakukan kegiatan ini sejak 2012. Mereka melakukan secara bergantian," katanya.
Selain penipuan bermodus bukti transfer palsu, lanjut dia, para pelaku juga disangkakan melakukan sejumlah pencurian.
Baca Juga: Seludupkan 10 Kg Sabu di Ban Serep, OM dan AHD Terancam Hukuman Mati
Modusnya para pelaku memesan sebuah barang yang dikirimkan langsung ke titik pertemuan yang telah ditentukan.
Setelah bertemu, pelaku memanipulasi dengan cara barang itu diambil sebelum membayar dan seolah-olah akan membawa uang kepada seseorang fiktif yang memesannya, lalu pelaku justru melarikan diri.
"Dia spesialisasi pencurian ponsel. Jadi, mereka memesan, ditentukan alamatnya, kemudian ditunggu, dan datang barangnya, diambil barangnya, dan dia tidak kunjung tiba (membayar)," kata Erdi.
Setiap pelaku melakukan aksi penipuan, kata dia, pelaku langsung mengganti nomor telepon sehingga menyulitkan para korban untuk melakukan penagihan.
"Ini barangnya digunakan sendiri, tidak dijual lagi, ada yang diberikan kepada tetangga, ini digunakan sendiri," katanya.
Akibat perbuatannya, kakak beradik itu disangkakan dengan Pasal 51 juncto Pasal 35 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang UU Informasi Teknologi Elektronik dengan ancaman pidana maksimal 12 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Mobil Bekas Setara Harga Motor Baru di Bawah 25 Juta, Lengkap Spesifikasi dan Pajaknya
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
-
5 Rekomendasi HP Xiaomi Rp 1 Jutaan dengan Spesifikasi Gahar Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Seken Murah, Hemat Bensin Tak Khawatir Rawat Mesin
-
4 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta: Irit Bahan Bakar, Kabin Longgar
-
Mantan Bos PT Sritex Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Ini Respon Tim Kurator
Terkini
-
Persib Bandung Juara Liga 1, Dedi Mulyadi Dorong Jadi Jagoan di Asia
-
Dear Warga Jabar, Klaim 7 Link DANA Kaget Hari Ini Jika Mau Cuan
-
Muhammad Farhan Minta Bobotoh Tahan Diri, Siapkan Pawai Akbar Besok
-
BRI Perkuat Komitmen Bina Sepak Bola Sejak Dini: Jadi Sponsor GFL Series 3
-
Ketangguhan Persib Bandung, Bawa Kemenangan Dramatis di Laga Penutup Musim