Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 28 November 2020 | 16:48 WIB
ILUSTRASI. DN (45) dirawat di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi usai dianiaya suaminya sendiri. [Ist]

"Kalau nggak dibantu Sapa, saya mikirnya waktu itu mau tinggal aja terus di Polsek," bebernya.

Wajahnya sempat berkaca-kaca, sejurus kemudian air mata pun meleleh membasahi pipinya. Kedua tangannya spontan mengambil bagian kerudung yang ia kenakan dan menyeka bagian pipinya yang kuyup digenangi air mata.

Ia mengenang kejadian buruk yang pernah dialaminya. Seketika, Sugih Hartini—pendamping dari Yayasan Sapa—yang duduk tepat di samping Tini, memeluknya dan mengusap-ngusap lengan Tini.

Lebih jauh, Sugih menceritakan perjuangan Tini menjalani proses persidangan cerainya. Persidangan tidak berjalan mulus. Dua kali sidang berujung dengan hasil mengecewakan alias berujung mediasi lantaran pelaku enggan menceraikan Tini.

Baca Juga: Suami Siram Istri Pakai Air Keras karena Cemburu Sering Main TikTok

Pada persidangan ketiga, ucap Sugih, selain didampingi Yayasan Sapa, Tini didampingi pula oleh LBH Tohaga. Alhasil, Pengadilan Agama Kabupaten Bandung pun mengabulkan gugatan cerai Tini.

"Sebelum resmi bercerai, beberapa kali dilakukan mediasi di desa, tapi ternyata suami si ibu tetap tidak berubah, sampai pihak Desa juga sudah merasa tidak dihargai," kata Sugih.

Kisah Lain Korban KDRT

Tindakan kekerasan pun dialami oleh Indah, 30 tahun—tentunya bukan pula nama sebenarnya. Suaminya kerap kali mengintimidasi hingga melakukan pemukulan terhadap Indah.

Kebiasaan buruk suaminya yang kecanduan obat-obatan terlarang, seringkali berujung pada tindakan kekerasan yang diterima Indah di depan anak-anaknya.

Baca Juga: Profil Johnny Depp Terlengkap

ILUSTRASI KDRT. Maryati (21) korban penganiayan oleh suaminya sendiri, saat ini kondisinya membaik (foto : Abdul Rohman/ Suarajabar.id)

Selain itu, efek pandemi yang membuat usaha suami anjlok membuat kehidupannya semakin kacau. Indah tinggal di rumah mertuanya. Suami dan mertuanya menjalankan usaha berupa menyuplai kaus kaki di sekitaran Bandung Raya.
Saat keuangan semakin menipis, efek candu obat-obatan tidak ikut menipis malah justru menebal, masalah pun terus menerus terjadi.

Load More