Indah sempat diusir oleh suaminya, dan diceraikan hingga buku nikahnya sengaja dibakar oleh suami. Ia dan kedua anaknya pun meminta perlindungan kepada P2TP2A Kabupaten Bandung dan tinggal di shelter milik P2TP2A.
Namun, sekitar dua pekan kemudian, suaminya datang memohon-mohon untuk rujuk dan berjanji tak akan mengulangi kejadian yang sama. Indah pun memilih untuk rujuk dan pulang ikut suaminya.
Pertimbangan Indah kala itu karena alasan anak sehingga dia memilih untuk mempertahankan rumah tangganya.
"Waktu itu kami pulang malam hari, baru juga dua jam sampai di rumah, dia (pelaku) mulai kembali marah-marah dan tak bisa mengendalikan diri. Akhirnya saya bulat memutuskan untuk pergi," ungkapnya.
Baca Juga: Suami Siram Istri Pakai Air Keras karena Cemburu Sering Main TikTok
Indah bersama kedua anaknya kini tinggal sementara di rumah aman Yayasan Sapa, dan berencana untuk pulang ke rumah orang tuanya di Sulawesi.
Indah bercerita sebelum pandemi, memang sempat mendapatkan kekerasan fisik ataupun psikis dari suaminya. Namun, selalu berakhir dengan proses mediasi. Saat pandemi, lain cerita, di mana Indah lebih sering mendapatkan perlakuan semena-mena dari suaminya dan akhirnya memutuskan untuk lepas dari cengkraman suaminya.
"Rata-rata kasus KDRT ini pasti pelaku merusak sampai membakar surat nikah, masalahnya kemudian ketika mau lanjut ke sidang perceraian, kan jadi lebih ribet. Untuk kasus ibu ini (Indah) berdasarkan hasil asesmen, kita memutuskan untuk memulangkan ke orang tuanya dulu, masalah perceraiannya diurus-urus setelah korban pulang, karena prioritasnya kan keamanan korban," tambah Sugih.
Sugih melanjutkan, dalam menangani korban kekerasan, pendamping dari Yayasan Sapa biasanya terlebih dahulu melakukan asesmen. Pendamping akan mengorek informasi dari korban melalui sistem konseling. Setelah mendapatkan informasi yang cukup, kemudian pendamping akan memutuskan mengambil langkah penanganan yang paling tepat untuk korban.
“Misalkan, kebutuhan apa yang paling mendesak untuk korban, apakah masalah hukumnya, keamanannya atau konseling,” ungkapnya.
Baca Juga: Profil Johnny Depp Terlengkap
Dalam menangani korban, durasi waktu tidak bisa ditentukan. Terkadang ada korban yang membutuhkan waktu sebentar untuk menyelesaikan masalah kekerasan yang dialaminya. Namun, adapula korban yang membutuhkan waktu lama bahkan sampai bertahun-tahun untuk dinyatakan pulih atau kasusnya selesai.
“Kami itu sifatnya hanya memberi saran, memberi pilihan untuk korban. Nantinya, tetap korban yang membuat keputusan apakah kasusnya mau lanjut sampai ke hukum, mediasi atau hanya sebatas konseling saja, kita dampingi,” katanya.
Menurutnya setiap kasus meskipun jenisnya sama tapi penanganan pasti berbeda. Semisal, kata dia, ada korban KDRT yang ditangani oleh Yayasan Sapa sampai bertahun-tahun dan ujungnya korban sampai meninggal dunia karena tidak bisa keluar dari lingkaran kekerasan.
Potret muram itu bisa dialami oleh korban KDRT, lantaran mereka dihadapkan pada pilihan sulit.
“Korban tidak bisa keluar dari lingkaran kekerasan, kami memberikan pilihan-pilihan pun tetap korban tidak bisa memilih saran kami dan malah memilih tetap tinggal dengan pelaku. Alhasil, korban jatuh sakit dan sampai meninggal dunia,” tukasnya.
Makanya, dukungan keluarga sangat penting sekali dalam menyelesaikan masalah kekerasan yang dialami korban. Misalkan, Sugih mencontohkan saat korban merasa ketakutan karena trauma akibat tindakan kekerasan yang dilakukan pelaku, maka dukungan keluarga akan sangat membantu korban bisa merasa lebih aman.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Termurah: Tahun Muda Banget, Harga Kisaran Rp90 Jutaan
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Sekaliber Avanza tapi Jauh Lebih Nyaman, Kabin Lega, lho!
- 5 Rekomendasi Skincare Hanasui Untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Cerah, Cuma Modal Rp20 Ribuan
- Infinix Hot 60i Resmi Debut, HP Murah Sejutaan Ini Bawa Memori 256 GB
- 5 Pilihan HP Xiaomi Termurah Rp1 Jutaan: Duet RAM GB dan Memori 256 GB, Performa Oke
Pilihan
-
5 Bulan Pertama 2025, Ekspor Indonesia Melonjak 6,98 Persen
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan Desain Mirip iPhone Boba Tiga, Terbaik Juli 2025
-
Review Toyota Fortuner 2021 yang Jadi Alasan Kenapa Harus Membelinya
-
Harga Minyak Dunia Makin Anjlok Setelah Kondisi Perang Iran-Israel Kondusif
-
Info A1: Calvin Verdonk Batal Pindah ke FC Utrecht!
Terkini
-
Dedi Mulyadi Jamin Utang BPJS Kesehatan Jabar Rp335 Miliar Beres di APBD Perubahan 2025
-
Waspada! Gempa Lembang Tak Picu Peningkatan Aktivitas, Tapi Tangkuban Parahu Simpan Potensi Erupsi
-
Perpindahan Halte TransJabodetabek ke Botani Square: DPRD Jabar Desak Kesiapan Penuh
-
AgenBRILink Jadi Ujung Tombak Inklusi Keuangan BRI
-
Didukung BRI, Casa Grata Bawa Camilan UMKM ke Pasar Global