Scroll untuk membaca artikel
M. Reza Sulaiman | Lilis Varwati
Senin, 07 Desember 2020 | 16:51 WIB
Ilustrasi sekolah. (Unsplash/Neonbrand)

SuaraJabar.id - Studi terbaru dari Finlandia menemukan fakta terbaru tentang hubungan antara anak dan gurunya. Benar pengaruhi minat belajar?

Dilansir Asia One, sebuah studi baru dari penelitian Stres Guru dari Universitas Jyväskylä, Universitas Finlandia Timur dan Universitas New York Abu Dhabi, menunjukkan bahwa jika anak-anak tidak dekat drngan guru, atau bahkan cenderung tidak akur, bisa mengurangi minat mereka untuk belajar.

Penelitian itu mengambil sampel dari 461 anak berusia 6 tahun di taman kanak-kanak Finlandia dan 48 guru.

Hasil menunjukkan bagaimana konflik dengan guru membuat anak kehilangan minat membaca dan matematika.

Baca Juga: Sekolah Terendam Banjir, Ujian Semester di Aceh Timur Terpaksa Ditunda

Ketika anak-anak mengalami konflik dengan guru, perasaan negatif mencerminkan motivasi mereka untuk melakukan tugas akademis. Hal ini bisa juga mengakibatkan anak kehilangan minat dalam mengikuti kegiatan.

Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang mengalami masalah dengan gurunya mungkin kehilangan waktu untuk mempelajari literasi dan matematika.

Peneliti juga menemukan dua kemungkinan utama mengapa hal itu bisa terjadi. Yaitu keterlibatan anak yang berkurang pada kegiatan atau karena guru lebih fokus pada waktu pembelajaran untuk manajemen perilaku.

"Orang tua harus lebih peduli tentang apa yang memotivasi anak-anak untuk belajar dan lingkungan tempat mereka berada," kata para peneliti dikutip dari Asia One.

Penelitian ini mampu menunjukkan seberapa besar hubungan guru taman kanak-kanak dengan siswanya dapat memengaruhi pengalaman sekolah mereka di masa depan.

Baca Juga: Tegar Septian Ngamuk Anaknya Dibilang Mirip Babi, Istri: Astaghfirullah

Untuk mencegah hal ini terjadi, peneliti menyarankan program dan intervensi di mana guru dapat belajar cara memiliki hubungan yang mendukung dengan siswanya untuk mendorong mereka berjuang dalam pencapaian akademis.

Menurut Profesor Jaana Viljaranta dari Universitas Finlandia Timur, taman kanak-kanak lebih terstruktur dalam memperkenalkan lingkungan belajar kepada anak dibandingkan dengan tempat penitipan anak.

Pengalaman yang diperoleh anak di selolah kemungkinan memiliki konsekuensi jangka panjang pada pengembangan motivasi dan kompetensi akademis mereka.

"Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk menyadari kekuatan interaksi mereka dengan anak-anak. Bahwa mereka didukung dalam menemukan cara-cara optimal untuk berinteraksi dengan setiap anak, sambil mempertimbangkan kekuatan dan kebutuhan individu," ucapnya.

Load More