SuaraJabar.id - Pedagang daging sapi di Pasar Kosambi Kota Bandung kini tengah menghadapi pilihan yang dilematis. Pasalnya, harga daging di Rumah Potong Hewan (RPH) naik namun mereka tidak dapat menaikan harga jual ke konsumen.
Seorang pedagang daging sapi di Pasar Kosambi, Rizky (60) mengatakan, harga daging sapi merangkak naik semenjak libur Natal dan tahun baru lalu.
Ia mengaku bingung karenja harga di Rumah Potong Hewan (RPH) naik namun tidak bisa menaikkan harga di pasaran. Ia mengungkapkan jika harga dinaikkan maka pelanggan akan kabur.
“Ga bisa naik, karena konsumen yang belinya komplen kalau naik, tapi kondisi harga memang sekarang naik, dan harusnya dinaikkan lagi. Tapi kondisinya sudah gini nanti tambah kacau,” ungkapnya kepada Suara.com, ditemui di Pasar Kosambi, Rabu (20/1/2021).
Dengan kondisi tersebut, Rizky terpaksa hanya mendapat untung yang sangat tipis. Ia memilih menjual dengan harga normal ketimbang harus kehilangan para pelanggannya.
Saat ini harga daging sapi yang dijual perkilogramnya berkisar Rp120-125 ribu rupiah. Untuk harga sengkel paha Rp 120 ribu per kilogram, paha belakang dan sirloin seharga Rp125 per kilogram dan daging khas dalam seharga Rp150 ribu rupiah per kilogram. Sementara untuk harga tulang Rp 90 ribu per kilogram.
“Dijual dengan harga normal kita ga bisa naikin, karena pembeli juga banyak ngeluh. Otomatis ngurangin untungnya biasanya Rp 5 ribu sekarang jadi Rp 3 ribu aja, dinaikin juga gada yang belinya. Sekarang aja sudah sepi banget,” ungkapnya.
Ketika ditanyain mengenai aksi mogok julana, Rizky mengungkapkan saat ini belum ada arahan dari asosiasi pedagang daging. Namun jika nantinya ada, ia mengaku siap untuk mogok.
“Ada info kalau pedagang di Ciroyom sudah demo karena naik terus, kita belum ada arahan mogok jualan, kalau ada arahan mogok semuanya, saya ikut mogok,” ungkapnya.
Baca Juga: Pengelola Pasar di Bekasi Terdampak Aksi Mogok Pedagang Daging
Perempuan yang hampir 20 tahun menjual daging sapi itu berharap pemerintah bisa menstabilkan harga daging lokal, jika perlu agar daging lokal dan impor harga tidak perlu jauh berbeda.
“Berharap harga daging stabil, minimal sama dengan daging impor, lebih murah. Pembeli cenderung beli impor, bagusnya daging lokal harga impor. Pembelinya jadi bertambah. Padahal kualitas lebih bagus yang lokal,” ungkapnya.
Keluhan serupa disampaikan pedagang daging sapi lainnya Umi Eti (55), ia mengaku meski saat ini ada kenaikan daging di RPH namun masih menjual dengan harga normal.
“Kalau laku inginnya jual Rp 130 ribu perkilo, tapi tidak laku. Kasian juga ke para pembelinya. Apalagi dalam kondisi sekarang lagi Covid, biasanya pada pesen 5 kilo sekarang hanya sekilo,” ungkapnya.
Umi sendiri mengaku bingung alasan naiknya harga daging sapi, karena tidak seperti biasanya. Ia memaklumi jika naik dalam kondisi menjelang lebaran.
“Kalau lebaran naik tidak apa-apa, tapi sekarang naik, mana jualannya keadaan begini, tidak tahu alasannya apa. Dari sana enak naik, kalau di sini jualnya susah,” ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Pesantren Darul Mukhlisin Aceh Tamiang Bersiap Gelar KBM Lagi Berkat Kementerian PU
-
Bukan Sekadar Tugas Negara, Ini Panggilan Jiwa Dedy Saputra di Hamparan Lumpur Bencana
-
Jalan Nasional Medan-Aceh Kembali Lancar, Warga Mulai Tata Hidup Pasca Banjir
-
Lebih dari Sekadar Bank, BRI Dianugerahi Impact Makers Award untuk Penguatan Ekonomi Akar Rumput
-
Bandung Zoo Dipastikan Tutup Selama Libur Tahun Baru, Ini Alasannya!