SuaraJabar.id - Dinding rumah warga di Kompleks Tipar Silih Asih, RW 13, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami keretakan. Kerusakan ini diakibatkan penggunaan metode peledakan atau blasting pada pembuatan terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Gunung Bohong.
Dampak penggunaan metode blasting dirasakan warga pada 2019 lalu. Kuatnya getaran dari ledakan bahan peledak yang digunakan untuk menembus Gunung Bohong membuat dinding rumah mereka mengalami keretakan.
Seperti diketahui, Gunung Bohong dijadikan objek trase KCJB oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang menjadi tunnel 11. Gunung tersebut coba ditembus menggunakan metode peledakan atau blasting, yang dilakukan subkontraktor yakni PT CREC.
Lokasi proyek ini cukup dekat dengan pemukiman warga di Kompleks Tipar Silih Asih.
Berdasarkan pantauan Suara.com pada Minggu (31/1/2021), dari sekitar pemukiman dan sejumlah rumah warga, retakan pada dinding dan lantai itu masih ada sampai sekarang. Bahkan, ada rumah yang berdampingan retakannya tembus dari kedua rumah tersebut.
Kemudian dari arah gapura pintu masuk menuju wilayah RW 13, terdapat beberapa spanduk yang dipasang warga yang isinya menolak aktivitas blasting dan truk proyek ada di kawasan mereka.
Ada sekitar 166 Kepala Keluarga (KK) yang dihuni sekitar 450 jiwa. Mereka menghuni sekitar 120 rumah.
Ketua RW 13 Desa Laksanamekar, Rudianto mengatakan, hingga saat ini memang belum ada ledakan lagi dari aktivitas pembuatan terowongan di Gunung Bohong. Sebab, sejak peristiwa setahun lebih itu warga ngotot menolak metode yang digunakan PT KCIC dan CREC.
“Dulu kan ada 8 kali ledakan yang buat rumah warga rusak-rusak. Setelah itu sampai sekarang kami menolak. Risikonya sangat besar buat kami. Sekarang 90 persen rumah warga rata-rata ada retakan,” ujarnya kepada Suara.com, Minggu (31/1/2021).
Baca Juga: Ayah Mabuk Hendak Bom Anak Sendiri, Berakhir Tewas Kena Ledakan
Meski belum ada akivitas ledakan lagi, namun menurutnya dampak dari pembangunan tersebut sampai saat ini masih dirasakan warga. Ia mencontohkan, biasanya setiap hujan turun air limpahan dari arah gunung selalu masuk ke pemukiman warga.
“Nah sekarang ini malah gak ada airnya. Padahal airnya itu biasanya jernih yang mengalir ke pemukiman warga,” tuturnya.
Informasi terbaru yang didapatnya, bakal ada aktivitas peledakan lagi di titik tunnel 11.1 yang berdetakan dengan pemukiman warganya. Kondisi tersebut membuat ia dan warganya semakin khawatir.
“Warga itu sejak ledakan 8 kali pas tahun 2019 sampai sekarang masih was-was. Bahkan sampai sekarang kan rumahnya banyak yang belum diperbaiki. Terus ada juga yang memilih pindah, belum lagi ketakutan longsor,” bebernya.
Menurut mereka, solusinya jika ingin peledakan dilanjutkan, warga meminta pihak KCIC untuk memindahkan mereka dari wilayah tersebut. Artinya, aset rumah warga dibeli sepenuhnya. Sebab jika masih di sana, sementara aktivitas tidak dihentikan, warga merasa ketakutan.
“Ini kan urusannya dengan keselamatan jiwa kami,” ucapnya.
Berita Terkait
-
Proyek Kereta Cepat Arab Saudi-Qatar Siap Hubungkan Dua Ibu Kota
-
Bos Danantara Terus Rayu Menkeu Purbaya Bantu Bayar Utang Kereta Cepat
-
Kondisi Membaik, Penyidik Ambil Keterangan ABH Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Apa Hasilnya?
-
Fisik Mulai Pulih, Psikis Belum Stabil: Pemeriksaan F Pelaku Ledakan SMAN 72 Masih Tertunda
-
86 Korban Ledakan SMAN 72 Dapat Perlindungan LPSK, Namun Restitusi Tak Berlaku bagi Pelaku Anak
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Hingga 18 Desember 2025, BRI Group Telah Laksanakan 40 Aksi Tanggap Darurat di Daerah Bencana
-
RUPSLB, Ini Susunan Dewan Komisaris dan Direksi BRI
-
Gara-Gara Lisa Mariana? Kuasa Hukum Atalia Jawab Ini di Sidang Cerai Ridwan Kamil
-
Kinerja Keuangan Solid, BRI Bagikan Dividen Interim Tahun Buku 2025
-
Gugatan Cerai Atalia Praratya Masuki Sidang Perdana, Begini Pesan untuk Ridwan Kamil