Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 10 Februari 2021 | 17:19 WIB
Seblak [Shutterstock]

SuaraJabar.id - Gelandang muda Persib Bandung Saiful merasa terpukul lantaran adanya pandemi Covid-19. Nasib kompetisi Liga 1 belum ada kejelasan, usaha seblak yang ia bangun pun gulung tikar akibat tingginya harga cabai.

Kesibukannya kini hanya dihabiskan untuk berlatih mandiri pasca diliburkan Persib sejak November 2020, lalu.

"Aktivitas latihan mandiri, cuma sekarang latihan di rumah aja gak ke lapang karena lapangnya kotor karena hujan terus," ujar Saiful kepada Suara.com, Rabu (10/2/2021).

Pemain kelahiran Karawang, 18 tahun silam itu mengaku mendapat materi latihan dari pelatih fisik Persib, tapi tidak ada kewajiban untuk menyetor hasil latihan.

Baca Juga: Ditinggal Pacar saat Bensin Habis, Wanita Ini Dorong Motor Sendirian

"Sehari latihan 2 kali, pagi sama sore tapi gak laporan ke pelatih karena lebih ke individu aja," bebernya.

Adapun aktivitas lainnya yang dijalani Saiful yakni membantu orang tuanya. Sebelumnya, ia bersama ibunya berinisiatif jualan seblak secara daring.

Ibunya yang memasak panganan yang terbuat dari kerupuk basah itu, lantas Iful yang bertugas memasarkan produk itu melalui media sosial Instagram. Setelahnya, kalau ada yang pesan, maka Iful langsung mengantar pesanan itu.

"Lumayan omzetnya sehari di kisaran Rp 400 ribu, kalau lagi ramai, kalau sepi mah paling antara Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu," ucapnya.

Namun, belakangan, Iful memutuskan untuk berhenti berjualan seblak lantaran mahalnya bahan baku. Ya, seblak memang khas dengan rasa pedasnya, sehingga membutuhkan cabai rawit yang cukup banyak untuk memasak seblak.

Baca Juga: Tega! Ditinggal Cowok Pas Bensin Habis, Cewek Ini Hujan-hujan Dorong Motor

"Ya makanya sekarang berhenti dulu karena bumbunya lagi pada naik, cabai juga mahal banget gak ketutup makanya berhenti dulu," tukasnya.

Urusan honor dari Persib, memang untuk pemain Diklat seperti Iful tidak dipotong. Namun, nominal honor yang diterima Iful per bulannya tidaklah besar dan bisa dibilang masih jauh bawah UMK Kota Bandung.

"Ya kalau gaji sih alhamdulillah lancar dan tidak ada pemotongan karena kan Iful dari Diklat. Lumayan lah untuk bantu-bantu orang tua" imbuhnya.

Iful yang tinggal di daerah Telukjambe, Karawang mendapat musibah dimana rumahnya diterjang banjir. Air masuk ke rumahnya setinggi lutut, sehingga ia bersama orang tuanya harus bekerja keras memindahkan barang-barang agar tidak terendam air banjir.

"Cape lah kalau banjir mah, dulu sempat banjir parah, ketinggian air sampai ke atap rumah, mamah juga sampai tenggelam dulu, untung selamat," ucap dia.

"Alhamdulillah sekarang udah surut banjirnya," bebernya.

Kontributor : Aminuddin

Load More