Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 15 Februari 2021 | 16:32 WIB
ILUSTRASI Buzzer. Para buzzer mematok sejumlah tarif untuk membuat sesuatu menjadi viral, trending topic atau melaksanakan tugas-tugas lain yang diinginkan klien mereka seperti menyerang suatu akun dan lain-lain. [Suara.com/Iqbal Asaputro]

Bila trending topic ingin dibuat bertengger lebih lama dengan jangkauan yang lebih luas, hal tersebut sangat mungkin dilakukan. Namun, tarif yang dibutuhkan jelas jauh lebih mahal.

"Bisa saja sih dibikin trending nomor satu se-Indonesia, tapi tarifnya pasti mahal banget. Akun yang dibutuhkan lebih banyak. Saya enggak tahu besarannya kalau untuk yang itu," ungkapnya.

Memanfaatkan 'Giveaway'

Tina mengatakan, saat ini membuat dan memelihara akun-akun Twitter bodong untuk menjadi buzzer adalah hal yang cukup sulit. Pasalnya, dia mengatakan, Twitter beberapa kali sempat melakukan 'pembersihan' akun-akun bodong yang memiliki aktivitas tak wajar atau sudah lama tidak diakses oleh pemiliknya.

Baca Juga: Koboi di Kedoya Dikepung Massa, Berlagak Telepon hingga Coba Kabur

Giveaway untuk menjadikan #KerasukanRocky trending topic - (Twitter/@PakatDayak)

Hal itu dapat terjadi karena para buzzer umumnya memiliki lebih dari satu akun untuk dikelola. Sehingga, sejumlah akun bodong yang kurang aktif digunakan dapat dihapus oleh Twitter.

Belum lagi, dia mengatakan, saat ini terdapat kebijakan yang membatasi satu buah akun Twitter untuk dapat melakukan posting dalam sehari. Alhasil, diperlukan akun-akun alternatif yang dapat berperan sebagai buzzer di luar akun buzzer anonim.

"Biasanya banyak juga yang bikin giveaway atau kuis. Kelebihannya, interaksinya organik karena memang yang ikutan adalah netizen asli. Mereka (warganet) bisa diminta untuk ikutan kuis dengan syarat nge-twit jawabannya dengan menyertakan hashtag tertentu. Nanti yang paling banyak nge-twit, dapat hadiah," paparnya.

Hadiah tersebut, dia mengatakan, adalah hadiah yang nyata. Warganet yang paling banyak melakukan posting jawaban disertai hashtag bisa mendapat hadiah oleh akun penyeleggara kuis. Hadianya beragam, dan tak jarang berupa uang cash.

"Hadiahnya ya beneran ditransfer, ada yang ditransfer sampai Rp 500.000. Tapi orang itu sebenarnya sudah ikut dimanfaatkan untuk menjadi buzzer," ungkapnya.

Baca Juga: JS Penodong dengan Pistol Mainan Diamankan Usai Tembakan Peringatan Polisi

Load More