Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 04 Maret 2021 | 10:53 WIB
Ratusan driver ojek online (ojol) menggeruduk kantor Satpol PP Kota bandung, Rabu (3/3/2021) akibat tak terima ada rekan mereka yang dipukuli anggota Satpol PP. [Suara.com/Emi La Palau]

SuaraJabar.id - Ratusan driver ojek online (Ojol) di Kota Bandung menyeduruk kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Mereka tidak terima salah satu anggotanya dipukul oleh anggota Satpol PP.

Kejadian tersebut bermula dari salah satu anggota driver ojol Achmad Suryana (29) yang mendapat orderan di Plaza King, Jalan Dalem Kaum Kota Bandung sekira pukul 13.26 WIB, Rabu (4/3/2021). Tiba-tiba ada seorang copet, Achmad pun ikut mengejar copet tersebut dan berhasil ditangkap oleh Satpol PP.

Sayangnya, ketika sang copet dibawa ke kantor Satpol PP, Achmad yang ketika kesal dengan copet ikut memukul. Namun setelah hendak keluar ia malah digiring ke dalam kantor dan dipukul oleh Satpol PP.

Achmad yang merupakan Ketua Si Bolang, salah satu komunitas Ojol di Bandung merasa kesakitan, lalu meminta bantuan kepada sesama rekan ojolnya.

Baca Juga: Mendagri Dorong Satpol PP dan Satlinmas Perbaiki Kualitas

“Awalnya tadi itukan dapat orderan dari King, terus kebetulan di atas ada copet, nah copet itu lari ke arah dalam kaum di sini, saya kejar diambil sama Satpol PP di bawah ke kantor Satpol PP, nah yang lain pada diusir, nah memang saya agak kesal sama yang namanya copet saya masuk ke dalem saya pukul copet malah Satpol PP yang lain malah balik mukulin saya,” ungkapnya kepada Suara.com di lokasi Jalan Dalam Kaum, Kota Bandung, Rabu (3/3/2021).

“Warga yang lain kebetulan pada di luar, tidak ikut masuk. Cuman saya yang ditarik ke dalam. Kalau copetnya lagi diamanin di dalam, saya ditarik ke dalam, saya dipukulin di dalam. Walaupun sudah keluar saya dibawa lagi ke dalam ditarik lagi ke dalam dipukulin lagi, saya keluar sambil didorong, ya saya kan merasa tidak enak. Ini maksudnya gimana, saya minta bantuan sama anak-anak, Alhamdulillah anak-anak ternyata banyak banget yang ke sininya,” imbuhnya.

Achmad mengaku dikeroyok oleh kurang lebih 15 orang anggota Satpol PP. Menyebabkan bagian pipi kirinya berdarah, tangan kirinya terluka, badannya ditendang dan kakinya kena pukul. Selain dipukul, Achmad juga kekerasan verbal berupa makian yang dilontarkan kepadanya.

“Kalau luka semuanya kena, soalanya dipukulnya banyak, ada 15 orang Satpol PP yang mukulin, ngeroyok, makanya tadi saya udah gak enak, mereka bilangnya udah gak enak, bilang anjing lah ke saya, sayakan tidak bilang apa-apa ke mereka, mereka yang mancing,” ungkapnya.

“Di wajah, di badan sama kaki juga, ditendang juga, yang luka muka sebelah kiri, tangan juga ditarik terus. Makanya itu yang bikin kecewa,” imbunya.

Baca Juga: Kemendagri: Satpol PP dan Satlinmas Perlu Jaga Kepuasan Publik

Achmad mengaku sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukan pihak Satpol PP, pasalnya sebagai aparat seharusnya mampu mengayomi masyarakat. Padahal, ia telah mengaku sebagai ojol, namun tidak diindahkan.

“Bukannya mengayomi atau bagaimana ini malah main hakim sendiri, saya bukannya maling atau bagaimana, saya cuman mukul satu kali (maling) dan ikut bantu nangkep. Padahal saya sudah bilang saya Ojol tapi mereka malah main narik, main pukul aja,” ungkapnya.

Meski telah ada kesepakatan berdamai hitam di atas putih, dan Achmad telah diberi kompensasi untuk pengobatan lukanya, ia berharap kejadian serupa tidak lagi terjadi, dan anggota Satpol PP yang memukul dapat dikenakan sangsi.

“Hasilnya Alhamdulillah kita sepakat berdamai, tapi dengan persyaratan untuk orang-orang yang tadi mukulin minta di kasi jera, diberi sangsi. Alhamdulilah tadi sudah ada perjanjian hitam di atas putih,” ungkapnya.

“Alhamdulillah ada kompensasi buat pengobatan. Buat kedepannya kalau bisa jangan main hakim sendiri, jangan sampai seenaknya janhan mentang-mentang kita punya seragam jadi arogan,” imbunya.

Sampai dengan sekira pukul 17.00 WIB ratusan massa driver ojol berkumpul untuk meminta penjelasan pihak Satpol PP. Sekira pukul 17.35 WIB massa mulai membubarkan diri.

Ketika dikonfirmasi Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantribum) Satpol PP Kota Bandung, Taspen Efendi mengaku telah terjadi kesalahpahaman. Ia mengaku pihaknya telah melakukan mediasi dengan pihak ojol dan berdamai.

“Jadi saya datang ke sini saya tanyain kronologinya kedua belah pihak anggota saya maupun dari ojol ternyata ini ada kesalahpahaman, jadi dengan adanya itu kita musyawarah kita adakan pernyataan bahwasanya hal ini jangan sampai terjadi,” ungkapnya.

Terkait dengan adanya pemukulan yang dilakukan oleh anggotanya, Taspen mengungkapkan perlu ada pemriksaan mengenai bukti-bukti. Jika ditemukan maka pihaknya akan memberikan sanksi kepada anggota tersebut.

“Pemukulan kita tidak bisa buktikan siapa yang mukul, nah kalau dia bisa menunjukkan A yang mukul, tapi dengan adanya itu karena kejadiannya bahwasanya anggota saya ada di sini,” ungkapnya.

“Itu akan kita selidiki, rekan-rekan, nanti kita akan beri sangsi, ringan menengah berat bisa saja sampe pemecatan, tapi kita tidak begitu harus ada prosedur,” imbuhnya.

Load More