Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 12 Maret 2021 | 13:48 WIB
Petugas mengevakuasi korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). [ ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]

SuaraJabar.id - Pengamat transportasi publik Alvin Lie menyoroti 6 hal dalam kecelakaan bus pariwisata yang membawa rombongan ziarah SMP IT Subang yang terjadi di Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021) malam lalu.

Pertama kata Alvin Lie adalah soal kelaikjalanan bus. Dari keterangan korban yang selamat, mereka sempat mencium bau kampas rem yang terbakar sebelum kecelakaan terjadi.

Hal ini diutarakan Mimin (52), Warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang yang duduk di jok kedua dari sopir.

Penumpang meminta sopir bus untuk memeriksa sistem pengereman saat mereka mencium bau sangit kampas rem.

Baca Juga: Saksi Mata Bus Terjun ke Jurang di Sumedang: Ada Suara Bergemuruh

Sopir mengatakan pada penumpang jika rem bus blong. Namun sopir nekat melanjutkan perjalanan.

Jalur jalur alternatif Garut-Sumedang via Wado yang menjadi lokasi kecelakaan maut juga bukan untuk kendaraan besar seperti bus. Tak ada juga bus reguler yang melewati jalur ini.

Pengemudi bus Sri Padma Kencana, Yudi Awan yang ikut tewas dalam kecelakaan itu diduga tak menguasai jalur itu.

Polisi melakukan olah TKP kecelakaan bus di Sumedang yang masuk jurang di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021). [Dok. Polres Sumedang]

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar, Hery Antasari mengatakan, kuat dugaan kecelakaan tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman sopir bus tentang kondisi tanjakan Cae, jalur yang dilewati dalam insiden kecelakaan.

"Indikasi awal pemahaman pengemudi soal soal rute. Bus ini kan bus pariwisata, tidak melintas reguler di jalur ini (tanjakan Cae)," kata Hery, Kamis (11/3/2021).

Baca Juga: Kecelakaan Bus di Sumedang, Polri: Diduga Kelebihan Muatan Penumpang

Hery menjelaskan, kontur dari tanjakan Cae banyak ditemukan di Jabar. Seperti Tanjakan Panganten di Kabupaten Garut dan Tanjakan Emen di Subang.

Load More