SuaraJabar.id - Krisna Budirohman (30), penjaga Terowongan Sasaksaat mengaku sempat terjebak di dalam terowongan aktif terpanjang di Indonesia itu. Ia terjebak lantaran saat itu ada kereta api yang melintas.
Awal mulanya bekerja ia sempat takut ketika terjebak di terowongan yang terletak di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu. Untungnya di dalamnya ada sebuah shelter.
"Saya sempat terjebak di dalam terowongan ada kereta, tapi kan di terowongan ada tempat shelter gitu," kata Krisna kepada Suara.com, Kamis (1/4/2021).
Shelter merupakan tempat berlindung penjaga terowongan jika ada kereta yang melintas.
Menjadi penjaga terowongan sudah dilakoni warga Kabupaten Purwakarta itu sejak tahun 2009. Ia mulai bertugas di Terowongan Cibungur, Kabupaten Purwakarta.
Awal tahun 2020, Krisna ditugaskan untuk menjaga Terowongan Sasaksaat. Terowongan bersejarah yang dibuat tahun 1902-1903. Setiap harinya, terowongan yang terletak di antara Stasion Maswati dengan Stasion Sasaksaat itu selalu dilintasi kereta api. Termasuk jurusan Jakarta-Bandung.
Setiap harinya, ia rutin melakukan pengecekan bantalan rel kereta api di dalam terowongan setiap tiga jam sekali setelah atau sebelum kereta api lewat. Hal itu demi menjamin keamanan kereta saat melintas.
Dengan berjalan kaki, Krisna harus menempuh terowongan sepanjang 949 meter itu, dengan jarak tempuh sekitar 2 kilometer.
"Pengecekan ya dengan jalan kaki, setiap hari harus jalan dua kilometer bolak balik," ujarnya.
Baca Juga: Korupsi Bansos, Bupati Bandung Barat Aa Umbara dan Anaknya Raup Rp 3,7 M
Sebetulnya penjaga Terowongan Sasaksaat bukan hanya Krisna, lantaran jam kerjanya terbagi ke dalam tiga shift. Namun setiap shiftnya hanya satu orang yang bertugas baik pagi, siang maupun malam.
Baginya, pekerjaan ini cukup menyenangkan. Meskipun risikonya cukup besar. Kerasan mengingat suasana di sekitar terowongan sangat tenang.
"Pengalaman yang dirasakan ya setiap harinya harus mengecek ke dalam terowongan, kendala ya di dalam enggak ada sinyal, jadi kalau ada apa-apa gimana, makanya harus dipersiapkan dulu," ujarnya
Terowongan Sasaksaat mulai dibangun tahun 1902 oleh Staatsspoorwegen (SS), yang merupakan perusahaan kereta api negara. Terowongan dengan tinggi 4,31 meter dan lebar 3,92 meter itu dibangun siang malam.
Pekerjanya berasal dari warga pribumi, China dan Eropa. Orang Pribumi dan Cina kebanyakan bekerja sebagai kuli sedangkan orang Eropa sebagai kepala cabang, mandor pekerja, pemborong dan teknisi.
Adapun teknis pembangunan terowongan ini dengan cara melakukan penggalian di bagian sisi arah utara dan selatan yang dilakukan secara bersamaan menggunakan peralatan alakadarnya seperti balincong dan linggis.
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Murah OPPO RAM 8 GB dan Chipset Gahar Performa Handal
-
Drawing Belum Mulai, Satu Negara Sudah Dirugikan AFC Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
11 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gabung Dewa United, Pemain Keturunan Semarang: Saya Ingin Juara!
-
Harga Emas Antam Kembali Melesat, Hari Ini Jadi Rp 1.919.000/Gram
Terkini
-
Agus Andrianto Sambangi Lapas Garut, Karya Warga Binaan Menggapai Eropa
-
Rekening Ludes Hitungan Menit, Ini 7 Cara Ampuh Tangkal Maling M-Banking via WhatsApp
-
Melalui Kolaborasi Program Air Bersih di Cibalong Tasikmalaya, Bank Mandiri Perkuat Komitmen ESG
-
Siswa SMA Tewas di Garut Akibat Perundungan? Ini Penjelasan Kementerian Pendidikan
-
Sejarah Gempa yang Mengguncang Kabupaten Bekasi