SuaraJabar.id - Berangkat dari hobi kulinernya, perempuan asal Kota Cimahi bernama Yuliawati (44) akhirnya menjadi "Nyonya Kue".
Cuan yang masuk ke rekeningnya bisa berkali lipat ketika memasuki bulan suci Ramadhan dan lebaran. Pesanan kue kering seperti nastar, kastengel dan putri salju dari konsumennya membludak.
Puasa dan lebaran menjadi berkah tersendiri bagi Yulia. Omzet yang didapatnya pun tak tanggung-tanggung. Bisa mencapai Rp 300 juta setiap memasuki bulan suci Ramadan.
Memulai Usaha Tahun 2003
Usaha kuliner itu dirintis pertama kali tahun 2003 dengan nama "Dapur Bunda Yoel's" di Jalan Usman Dhomiri, Kota Cimahi.
Semuanya Yuli urus sendiri dari mulai produksi, packaging hingga mengantar pesanan.
"Awal merintis itu coba-coba bikin, terus ditawarkan ada yang pesen 100 toples kue kering," ujar Yuli, kepada Suara.com, Sabtu (17/4/2021).
Mulanya ia memang menyasar pesanan lebaran sehingga coba-coba membuat berbagai jenis kering. Seiring pergantian tahun, usaha kulinernya tumbuh positif.
Setiap bulan puasa, pesanan kue keringnya mencapai tiga ribu toples. Yuli semakin kewalahan hingga akhirnya memutuskan untuk mencari pegawai. Sebab, bukan hanya kuantitas yang ia kejar, tapi kualitas.
"Tahun kedua aja itu pesanan seribu ribu toples. Waktu itu pemasarannya door to door, dari kantor ke kantor karena Medsos kan belum kaya sekarang," kata Yuli.
Baca Juga: Cara Mudah Membangunkan Anak Saat Sahur
Singkat cerita, usaha kulinernya kian berkembang seiring munculnya berbagai platform media sosial. Pesanan meluas hingga ke berbagai wilayah di Indonesia. Setiap bulan puasa, kue produksinya semakin kebanjiran pesanan.
Tuntutan pasar membuatnya semakin kreatif untuk membuat produk kue terbaru. Bukan hanya kue klasik seperti nastar, keju, putri salju dan sebagainya, namun hingga kini sudah ada 30 jenis kue yang diminati konsumenya.
"Jadi setiap tahun itu saya evaluasi, kue ini masih laku apa nggak. Ada yang sampai sekarang masih laris, seperti Florentino sama Otelo," sebut Yuli.
Sempat menurun saat pandemi Covid-19
Setelah bertahun-tahun mengalami kejayaan, usahanya sempat terdampak seiring munculnya pandemi Covid-19. Pesanan turun hingga 30 persen. Namun, ia tetap bersyukur usahanya tetap bertahan.
Penurunan pesanan otomatis berdampak terhadap omzetnya. Biasanya ia mendapat Rp 300 juta dari sekitar tiga ribu toples. Namun, lebaran tahun lalu hanya sekitar Rp 200 juta.
Untuk tahun ini, Yulia menargetkan kue labaran yang dipesannya mencapai tiga ribu toples meski masih pandemi Covid-19. Ia membuka pemesanan baik secara online maupun offline hingga 1 Mei mendatang.
Berita Terkait
-
Nyore: Ngabuburit Menelusuri Sejarah Bangsa hingga Kuliner di Jakarta
-
Jemunak, Kuliner Berbuka yang Limited Edition Khas Kabupaten Magelang
-
Tempat Kuliner di Pekanbaru Boleh Sediakan Layanan Buka Puasa Bersama, Tapi
-
Nasi Grombyang H Warso, Kuliner Wajib Buka Puasa dari Pemalang
-
Banyak Energi, 7 Kuliner Khas Makassar Ini Bisa Disantap Saat Buka Puasa
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
Ego 3 Kades di Karawang Nyaris Gagalkan Proyek Banjir Vital! Dedi Mulyadi Turun Tangan, Ini Hasilnya
-
Diduga Rampas Sertifikat Jaminan Utang Rp500 Juta, Kades di Bekasi Terancam Dipolisikan
-
BRI Group Catat Lonjakan Tabungan Emas 13,7 Ton, Bukti Penguatan Ekosistem Bullion Nasional
-
Pengadilan Menangkan Konsumen, Perintahkan Dua Jam Tangan RM Senilai Rp 80 Miliar Diserahkan
-
BRI Peduli Hadirkan RVM di KOPLING 2025 untuk Edukasi dan Pengurangan Sampah Plastik